sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Momen perbedaan Hari Ayah Nasional dan Hari Ayah Sedunia sering membuat masyarakat bingung karena keduanya sama-sama ditujukan untuk menghargai peran penting seorang ayah.

Meski sekilas tampak mirip, ternyata keduanya memiliki sejarah dan latar belakang yang berbeda, baik dari segi waktu maupun asal-usul peringatannya.

Sejarah Lahirnya Hari Ayah Nasional di Indonesia

Mengutip laman Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Hari Ayah Nasional berawal dari kegiatan yang digelar oleh Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) pada tahun 2004 di Kota Solo, Jawa Tengah.

Saat itu, PPIP mengadakan lomba menulis surat untuk ibu dalam rangka peringatan Hari Ibu.

Dalam kegiatan tersebut, seorang peserta mengajukan pertanyaan sederhana: “Kapan ada hari khusus untuk ayah?” Pertanyaan itu kemudian mendorong PPIP melakukan survei serta berdiskusi dengan DPRD Surakarta untuk mengusulkan penetapan hari penghormatan bagi para ayah.

Setelah proses panjang selama dua tahun, akhirnya pada 12 November 2006, ditetapkanlah tanggal tersebut sebagai Hari Ayah Nasional.

Penetapan ini disertai peluncuran buku kumpulan surat anak-anak untuk ayah mereka, sebagai simbol kasih sayang dan penghargaan terhadap sosok ayah.

Deklarasi Hari Ayah Nasional digelar di Pendapi Gede Balai Kota Solo dan dihadiri oleh ratusan masyarakat dari berbagai daerah serta kalangan.

5 Fakta Menarik Perbedaan Hari Ayah Nasional dan Hari Ayah Sedunia

Meski sama-sama menjadi momen untuk menghormati sosok ayah, ternyata perbedaan Hari Ayah Nasional dan Hari Ayah Sedunia cukup menarik untuk diketahui.

Berikut penjelasannya:

1. Tanggal Peringatan yang Berbeda

Hari Ayah Nasional di Indonesia dirayakan setiap 12 November, sementara Hari Ayah Sedunia atau Father’s Day diperingati pada hari Minggu ketiga di bulan Juni di berbagai negara.

2. Tujuan yang Sama, Penekanan yang Berbeda

Meski sama-sama menghargai sosok ayah, Hari Ayah Nasional menyoroti peran ayah yang sering kali kurang diperhatikan dibandingkan ibu.

Sedangkan Hari Ayah Sedunia lebih bersifat universal, merayakan kontribusi ayah di seluruh dunia.

3. Deklarasi Pertama di Dua Kota

Menurut catatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hari Ayah Nasional pertama kali dideklarasikan pada tahun 2006 di Solo dan Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT).

4. Perayaan yang Unik dan Penuh Makna

Pada momen deklarasi tersebut, diterbitkan buku berjudul “Kenangan untuk Ayah” yang berisi 100 surat anak-anak Indonesia untuk ayah mereka.

Buku ini bahkan dikirimkan langsung kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat itu.

5. Hari Ayah Sedunia Berawal dari Amerika Serikat

Sementara itu, Hari Ayah Sedunia pertama kali dirayakan pada 19 Juni 1910 di Spokane, Washington, Amerika Serikat.

Perayaan ini dicetuskan oleh Sonora Smart Dodd, yang ingin menghormati ayahnya—seorang veteran perang yang membesarkan anak-anaknya seorang diri.

Asal Usul Hari Ayah Sedunia di Dunia

Berbeda dengan di Indonesia, Hari Ayah Sedunia memiliki sejarah yang jauh lebih lama.

Menurut Britannica, peringatan ini pertama kali diusulkan oleh seorang wanita bernama Sonora Smart Dodd asal Spokane, Washington, Amerika Serikat, pada tahun 1909.

Sonora terinspirasi setelah mendengar khotbah tentang Hari Ibu. Ia merasa ayahnya, William Jackson Smart, seorang veteran perang sipil yang membesarkan enam anaknya seorang diri, juga pantas mendapatkan penghormatan khusus.

Sonora mengajukan gagasannya kepada pemuka agama setempat, dan akhirnya perayaan Hari Ayah pertama kali digelar pada 19 Juni 1910, bertepatan dengan bulan kelahiran ayahnya.

Gagasan ini terus berkembang dan mendapat dukungan dari Presiden Calvin Coolidge pada 1924, lalu diakui secara resmi oleh Presiden Lyndon B. Johnson pada 1966.

Akhirnya, pada tahun 1972, Presiden Richard Nixon menandatangani undang-undang yang menjadikan Hari Ayah Sedunia sebagai hari libur nasional di Amerika Serikat.

Baik Hari Ayah Nasional maupun Hari Ayah Sedunia, keduanya memiliki makna yang sama: untuk menghargai dedikasi, pengorbanan, dan kasih seorang ayah terhadap keluarga.

Peringatan ini menjadi momentum untuk menumbuhkan rasa hormat dan kasih sayang terhadap sosok ayah yang sering kali berjuang dalam diam.