5 Penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK), Wajib Kamu Waspadai!
HAIJAKARTA.ID – Infeksi saluran kemih (ISK) ternyata bukan hanya dipicu oleh kebiasaan menahan buang air kecil.
Ada banyak faktor lain yang sering terjadi dalam aktivitas sehari-hari tanpa kita sadari.
Perempuan juga secara anatomi memang lebih rentan mengalami ISK dibandingkan laki-laki.
Hal ini dijelaskan oleh Dokter Spesialis Urologi, dr. Dimas Tri Prasetyo, Sp.U., MRes.
“Kenapa perempuan lebih rentan terkena ISK dibandingkan laki-laki? Karena salurannya lebih pendek,” ujar dr. Dimas dalam acara grand opening Elysium Clinic di Jakarta Selatan, Selasa (9/12/2025).
Ia menjelaskan, panjang uretra perempuan hanya sekitar 3–5 cm, sementara pada laki-laki bisa mencapai 25–30 cm.
Perbedaan panjang saluran ini membuat bakteri lebih mudah berkembang, terutama saat perempuan sering menahan buang air kecil.
5 Penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Berikut ini 5 penyebab infeksi saluran kemih yang jarang orang tahu:
1. Menahan Pipis
Ini adalah faktor paling umum.
Ketika urine terlalu lama tertahan di kandung kemih, bakteri memiliki lebih banyak waktu untuk berkembang biak.
“Kalau dia nahan kencing, kencingnya kan tidak keluar. Airnya stuck di situ. Itu lebih gampang bakteri masuk dan kemudian menyebabkan ISK. Di kulit pasti ada bakteri. Apalagi daerah tersebut dekat dengan vagina, dekat juga dengan anus. Banyak bakteri di situ,” jelas dr. Dimas, dikutip dari Kompas.
Sebaliknya, sering buang air kecil dapat membantu mengeluarkan bakteri, atau sering disebut efek flush, yang penting untuk menjaga kebersihan saluran kemih.
2. Kurang Minum dan Jarang Berkemih
Kurang minum membuat frekuensi buang air kecil menurun.
Akibatnya, bakteri lebih lama “berdiam” di saluran kemih dan bisa memicu infeksi.
Karena itu, dr. Dimas selalu menekankan pentingnya minum cukup agar tubuh lebih sering berkemih.
“Banyak minum, banyak kencing. Itu harus selalu, banyak kencing untuk nge-flush,” ujarnya.
3. Pakai Pembersih Kewanitaan Antiseptik
Produk pembersih area kewanitaan yang mengandung antiseptik sebenarnya tidak perlu digunakan terlalu sering.
Menurut dr. Dimas, antiseptik justru dapat menghilangkan bakteri baik yang melindungi area kewanitaan.
“Hindari penggunaan produk-produk feminim yang antiseptik. Kumannya mati memang, tapi termasuk kuman baik di situ,” katanya.
Ketika bakteri baik berkurang, risiko pertumbuhan jamur meningkat dan jamur juga bisa menyebabkan infeksi, termasuk ISK.
“Itu meningkatkan risiko untuk jamur. Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi juga,” lanjutnya.
4. Cara Membersihkan Area Intim yang Salah
Kebiasaan membersihkan atau mengeringkan area intim ternyata juga memengaruhi risiko ISK.
Membersihkan area kewanitaan harus dilakukan dari depan ke belakang.
“Dikeringkan itu harus dari atas ke bawah. Kalau bawah ke atas, kita bawa kuman dari anus, dari vagina langsung naik ke situ,” tutur dr. Dimas.
Ia juga menyarankan menggunakan tisu sekali pakai agar bakteri tidak berpindah dari kain atau tisu yang digunakan berulang.
5. Tidak buang air kecil setelah berhubungan seksual
Perempuan yang sudah aktif secara seksual juga memiliki risiko lebih tinggi terkena ISK.
Saat berhubungan intim, bakteri dari pasangan bisa masuk ke saluran kemih.
“Saat berhubungan seksual, pasti ada bakteri dari pasangannya. Pasti ada kuman,” kata dr. Dimas.
Selain itu, gesekan selama hubungan seksual bisa menimbulkan mikrotrauma yang membuat bakteri lebih mudah menginfeksi.
“Kalau saat sedang berhubungan seksual, ada mikrotrauma. Gesekan itu menyebabkan mikrotrauma. Mikrotrauma tersebut meningkatkan risiko untuk infeksi,” terang dr. Dimas.
Karena itu, dr. Dimas menyarankan perempuan untuk selalu buang air kecil setelah berhubungan seksual agar bakteri yang masuk bisa segera terbilas.

