7 Jurusan Kuliah Diprediksi Sepi Peminat di Tahun 2030 Karena Kecerdasan Al, Terancam Punah?

HAIJAKARTA.ID- Jurusan kuliah diprediksi sepi peminat di tahun 2030 karena kecerdasan AI dan bakal punah?
Revolusi teknologi yang dipicu oleh kemajuan pesat kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/Al) semakin memengaruhi berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam hal dunia pendidikan dan ketenagakerjaan.
Al tidak hanya merevolusi cara kita bekerja, tetapi juga mengubah cara generasi muda mempersiapkan masa depan, salah satunya dalam memilih jurusan kuliah.
Seiring meningkatnya otomatisasi dan kebutuhan industri yang bergeser cepat, sejumlah jurusan yang dulunya sangat diminati kini diprediksi akan mulai kehilangan relevansinya di tahun 2030.
Hal ini dipengaruhi oleh berkembangnya teknologi Al yang mampu menggantikan banyak fungsi kerja manusia dengan lebih efisien, cepat, dan murah.
Laporan dari Burning Glass Institute bersama data yang dikumpulkan dari berbagai universitas serta analis pendidikan global menunjukkan bahwa banyak pekerjaan yang dulu dianggap stabil dan menjanjikan kini mulai digantikan oleh algoritma, program komputer, dan perangkat Al canggih.
7 Jurusan Kuliah Diprediksi Sepi Peminat di Tahun 2030
Berikut adalah tujuh jurusan kuliah yang diprediksi akan kurang diminati di masa depan karena peranannya tergantikan oleh teknologi:
1. Bahasa Asing Konvensional
Meskipun penguasaan bahasa asing tetap penting, kemampuan terjemahan kini telah dibantu secara masif oleh perangkat seperti Google Translate, DeepL, hingga translator Al canggih lainnya.
Jika jurusan ini tidak mengembangkan kurikulum yang menyertakan konteks budaya dan komunikasi lintas budaya, daya saing lulusannya bisa berkurang.
2. Hukum Konvensional
Al saat ini bahkan mampu menganalisis dokumen hukum, merangkum isi kontrak, dan memberikan rekomendasi legal berdasarkan data hukum yang tersedia.
Beberapa startup legal tech telah mengembangkan bot hukum yang dapat menggantikan sebagian tugas pengacara junior.
Jika jurusan hukum tidak mengintegrasikan teknologi dalam kurikulumnya, lulusannya bisa tergilas zaman.
3. Ilmu Perpustakaan
Perpustakaan modern kini sudah bertransformasi menjadi digital library dengan sistem pencarian canggih.
Katalog, pengelolaan data, hingga peminjaman buku sudah bisa diotomatisasi.
Oleh karena itu, jurusan ilmu perpustakaan tradisional juga berpotensi berkurang peminatnya jika tidak mengadaptasi perkembangan teknologi informasi.
4. Jurnalisme Tradisional
Jurusan ini dulunya sangat populer di kalangan mahasiswa yang berminat dalam dunia tulis-menulis dan media.
Namun, kini eksistensinya mulai tergeser karena kecerdasan buatan seperti ChatGPT mampu menghasilkan berita, artikel, hingga analisis dengan kecepatan luar biasa.
Platform media digital juga lebih memilih menggunakan Al untuk menghemat biaya dan waktu.
5. Desain Grafis Konvensional
Jurusan desain grafis yang berbasis metode manual atau tradisional juga mulai tergantikan oleh platform otomatis berbasis Al.
Kini, dengan tools seperti DALL-E, Canva Al, hingga Midjourney, seseorang tanpa latar belakang desain pun bisa menciptakan visual profesional.
Apabila program studi desain tidak beradaptasi dengan teknologi digital seperti UI/UX dan desain interaktif, lulusan jurusan ini dikhawatirkan akan tertinggal dalam persaingan kerja
6. Administrasi Perkantoran
Pekerjaan administratif yang bersifat berulang seperti input data, pengarsipan, dan pengelolaan jadwal kini bisa dilakukan secara otomatis oleh sistem digital.
Bahkan, asisten virtual berbasis Al bisa menjalankan peran sekretaris dengan efisiensi tinggi.
Karena itu, jurusan administrasi yang tidak menekankan keterampilan teknologi berisiko tidak lagi relevan.
7. Akuntansi Manual
Profesi akuntansi juga sedang mengalami disrupsi akibat kemunculan perangkat lunak dan aplikasi keuangan berbasis Al dan machine learning.
Banyak perusahaan beralih menggunakan sistem otomatis untuk mencatat, menghitung, hingga menganalisis laporan keuangan. Hal ini membuat kebutuhan tenaga akuntan manual semakin berkurang.
Kemajuan teknologi memang membawa tantangan, namun juga membuka peluang baru.
Maka dari itu, penting bagi perguruan tinggi untuk segera berbenah dan menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan industri masa kini dan masa depan.
Program studi yang mengintegrasikan keterampilan digital, literasi Al, dan adaptasi teknologi akan tetap relevan dan dicari.
Bagi calon mahasiswa, pemilihan jurusan tidak bisa hanya berdasarkan minat semata, tetapi juga harus mempertimbangkan tren masa depan, peluang kerja, dan kemampuan beradaptasi di era teknologi.