Event Pancasila Run Day Bengkulu Berakhir Ricuh, Hadiah Tak Sesuai!

Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id

HAIJAKARTA.ID – Event Pancasila Run Day Bengkulu berakhir ricuh karena ulah panitia yang seperti tidak mempersiapkan acara dengan baik.

Event tersebut diikuti oleh sekitar 500 peserta, terdiri dari atlet dan penggemar olahraga lari, termasuk peserta dari Bengkulu dan luar daerah.

Bahkan peserta dari Lubuklinggau (Sumatera Selatan), Padang (Sumatra Barat), Jambi, dan Riau ikut memeriahkan acara tersebut.

Event Pancasila Run Day Bengkulu Berakhir Ricuh

Acara Pancasila Run Day 2024 berakhir ricuh. Dalam video yang beredar di media sosial, sejumlah peserta Pancasila Run Day 2024 melayangkan protes.

Acara Pancasila Run Day 2024 ini diselenggarakan oleh Event Organizer (EO) Keringat Abadi.

Pada video yang viral tersebut terlihat peserta protes terhadap ketua panitia. Lantaran tak ada kejelasan dari pihak panitia dalam pelaksanaan.

Peserta bernama Ahmad Robiansyah Atlet dari Lubuklinggau mengaku sangat kecewa terhadap hadiah yang tidak sesuai dari ekspektasi seluruh peserta.

Apalagi biaya pendaftaran sebesar Rp150 ribu dengan 500an peserta event itu, sangat tidak sesuai dengan hadiah yang diberikan.

“Apalagi saat pembagian hadiah, dimana panitia secara sembunyi-sembunyi memasukkan uang di amplop, yang tidak dipersiapkan sebelumnya. Serta tidak adanya styrofoam juara,” ujar Robiansyah.

Sementara itu, Husni pelatih atlet maraton dari Kepahiang mengatakan jika seluruh peserta sangat kecewa dan tersinggung terhadap hadiah yang diberikan.

“Pendaftaran kami 150 per orang, belum biaya dan segala macam, tahu-tahu dalam proses ini hadiah tidak sesuai dari harapan kami,” ujarnya pada Sabtu (05/10/2024).

Klarifikasi Panitia Event Pancasial Run Day

Boni Fasius ketua panitia dari EO Keringat Abadi menjelaskan kerusuhan ini terjadi diawali dengan ketidaksesuaian hadiah yang diberikan.

Dirinya menjelaskan jika pihaknya sudah berusaha memaksimalkan yang terbaik.

“Menurut kami sesuai dengan pengumuman, dan sesuai dengan acara yang kami maksudkan,” jelas Boni.
Boni juga menjelaskan kalau jalannya acara pembagian dan pembacaan podium, tidak sesuai ekspektasi peserta.

“Bagi peserta kurang, bagi kami juga kurang, dikarenakan anggaran kami terbatas. Event ini kami memberikan baju, medali, hiburan, doorprize dan lain-lainnya,” jelasnya.

Selanjutnya, kerusuhan tersebut dilakukan mediasi dari pihak panitia dan peserta berlangsung 2 jam lamanya.

“Jadi kesepakatannya dari para pemenangnya tadi ada sekitar 21, namun dua sudah pulang, sudah kami berikan kompensasi Rp.100.000 perorang, dan ikut mediasi ada sekitar 18 orang pemenang per tiap kategori,” lanjut Boni.

Namun kabarnya usai dimediasi dengan pihak Kepolisian. Akhirnya hadiahnya ditambahkan lagi total 6 Juta rupiah untuk para juara.