Cegah Remaja Terlibat dalam Judi Online, Pramono Anung Tekankan Edukasi ke Warga Jakarta
HAIJAKARTA.ID – Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, menyoroti pentingnya edukasi untuk cegah remaja terlibat dalam judi online yang semakin marak.
Ia menegaskan bahwa edukasi menjadi langkah penting yang dapat dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi dampak negatif judi online pada generasi muda.
“Provinsi juga melakukan edukasi pada warga karena dampaknya akan sangat berpengaruh ke depannya,” kata Pramono saat diwawancarai di Jakarta, Selasa (10/10).
Peran Pemerintah Provinsi dalam Edukasi
Pramono menekankan bahwa meskipun persoalan judi online lebih banyak menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memiliki peran dalam melakukan edukasi kepada masyarakat.
Edukasi ini diperlukan untuk memberikan pemahaman kepada remaja dan masyarakat luas tentang dampak buruk judi online.
“Edukasi perihal judi online ini merupakan tanggung jawab pemerintah provinsi. Pemerintah pusat memiliki peran soal penegakan hukumnya,” tambah Pramono.
Data Judi Online di DKI Jakarta
Berdasarkan laporan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Perjudian Daring, DKI Jakarta tercatat sebagai provinsi dengan jumlah penjudi online terbanyak kedua di Indonesia, dengan total 238.568 orang terlibat dan nilai transaksi mencapai Rp2,3 triliun.
Beberapa wilayah di DKI Jakarta, seperti Jakarta Barat, menjadi daerah dengan jumlah transaksi judi online tertinggi mencapai Rp792 miliar, diikuti oleh Jakarta Timur sebesar Rp480 miliar dan Jakarta Utara sebesar Rp430 miliar.
Penegasan Pemerintah Pusat
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, sebelumnya mengungkapkan bahwa judi online telah merusak berbagai sektor kehidupan, termasuk instansi pemerintahan.
Data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menunjukkan bahwa aktivitas judi online juga merambah ke sejumlah lembaga negara, dengan ribuan anggota TNI, pegawai Kominfo, dan anggota DPR/DPRD terlibat dalam perjudian daring.
“Dahsyatnya pengaruh judol ini sudah masuk pada instansi. Banyak sekali ditemukan ASN dan anggota lembaga lain yang terlibat,” kata Budi dalam keterangan pers beberapa waktu lalu.
Melalui edukasi dan upaya pencegahan dari pemerintah, Pramono berharap masalah judi online dapat diminimalkan di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda.