Pramono Anung Janjikan Pelatihan dan Perbaikan Fasilitas Milik Nelayan Cilincing, Jakut
HAIJAKARTA.ID – Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, berkomitmen untuk memberikan pelatihan khusus bagi nelayan di Cilincing, Jakarta Utara, jika terpilih dalam Pilkada Jakarta 2024.
Hal ini diungkapkan Pramono dalam kunjungannya ke Jakarta Utara pada Senin (21/10).
Pramono menyatakan bahwa pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan nelayan agar mereka dapat memiliki daya saing yang lebih baik.
Ia juga menegaskan pentingnya peningkatan daya tawar nelayan di tengah perkembangan teknologi yang pesat.
“Kami akan upayakan untuk para nelayan dapat memiliki dan menaikan skill terutama dalam tawar menawar atau negosiasi,” ujar Pramono.
Ia juga menekankan bahwa nelayan di Cilincing harus mampu menjadi “tuan rumah” di tanah mereka sendiri, dengan peningkatan keterampilan yang akan berdampak pada taraf hidup mereka.
Pelatihan dan Perbaikan Fasilitas Milik Nelayan Cilincing
Pramono memastikan bahwa nelayan akan tetap diperbolehkan melaut, karena hal tersebut merupakan mata pencaharian utama mereka.
Selain itu, Pramono berjanji untuk memperbaiki fasilitas yang digunakan oleh nelayan, baik melalui pemerintah daerah maupun dukungan dari pemerintah pusat.
“Nanti akan ada perbaikan fasilitas ke depannya pastinya ya untuk itu semua,” kata Pramono.
Masalah Limbah di Laut Cilincing
Selain fokus pada pelatihan dan peningkatan fasilitas, Pramono juga menyoroti permasalahan limbah di laut yang dihadapi nelayan pesisir Cilincing.
Ia berjanji akan segera berdiskusi dengan pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah pusat, untuk mencari solusi menyeluruh terkait masalah ini.
Sementara itu, Tawa, salah satu perwakilan nelayan pesisir Cilincing, mengeluhkan masih adanya limbah minyak di laut Jakarta yang belum terselesaikan sejak 2011.
Ia menyebut masalah limbah ini berdampak pada kesehatan masyarakat pesisir dan menurunkan nilai jual produk tangkapan mereka, terutama kerang hijau.
“Limbah minyak masih menjadi PR besar yang belum ada solusi hingga saat ini,” kata Tawa.