Wamen Dikti Stella Christie Sebut Kenaikan UKT Tak Sebanding dengan Kualitas!
HAIJAKARTA.ID- Wamen Dikti Stella Christie sebut kenaikan UKT tak sebanding dengan kualitas!
Menurut Prof Stella, kenaikan UKT memicu keluhan di kalangan mahasiswa terutama jika mereka merasa bahwa biaya yang dibayarkan tidak sepadan dengan kualitas pendidikan yang diperoleh.
UKT memang diatur berdasarkan kondisi ekonomi mahasiswa. Namun, meskipun ada skema penyesuaian biaya berdasarkan latar belakang ekonomi, banyak mahasiswa tetap merasa terbebani oleh besarnya biaya tersebut.
Banyak Mahasiswa Merasa Terbebani dengan Tingginya UKT
“Bila mahasiswa merasa bahwa mereka memperoleh pendidikan berkualitas tinggi, besar kemungkinan mereka akan menerima besaran UKT yang ada,” ujarnya, merujuk pada rentang UKT dari Rp 500 ribu hingga Rp 7,5 juta.
Lebih lanjut, Stella menegaskan bahwa tantangan terbesar adalah memastikan kualitas pendidikan tinggi yang memadai agar sejalan dengan investasi mahasiswa.
Hal ini menjadi tanggung jawab bersama untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia.
Stella juga menyoroti perbandingan kualitas pendidikan di berbagai jenjang, mulai dari pendidikan dasar, menengah, hingga pendidikan tinggi.
Ia mengakui bahwa akses pendidikan dasar dan menengah sudah relatif baik di Indonesia, tetapi kualitasnya masih perlu ditingkatkan, terutama pada jenjang pendidikan tinggi.
Kualitas pendidikan yang kurang inilah yang sering jadi alasan mahasiswa Indonesia memilih melanjutkan studi ke luar negeri.
Kualitas Pendidikan Tinggi Erat dengan Sains dan Teknologi
Menurut Stella, kualitas pendidikan tinggi erat kaitannya dengan sains dan teknologi. Perguruan tinggi yang berkualitas harus mampu menghasilkan inovasi dan penemuan baru dalam bidang ini.
Berbeda dari pendidikan dasar dan menengah yang menekankan penguasaan pengetahuan yang sudah ada, pendidikan tinggi memiliki misi untuk menciptakan pengetahuan baru.
Mahaiswa dan dosen diharapkan berkolaborasi dalam menghasilkan inovasi dan gagasan yang baru dan relevan.
Melalui peningkatan ini, Stella berharap mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu yang sudah mapan, tetapi juga dilatih untuk menjadi inovator di bidang sains dan teknologi.
“Pendidikan tinggi bukan lagi soal menghafal atau memahami apa yang sudah ada, tapi tentang menciptakan hal-hal baru yang berdampak luas,” tutupnya.