sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Kasus kematian Ade Nurul Fadillah (19), seorang calon pramugari asal Medan, Sumatera Utara, memicu pertanyaan setelah keluarga menemukan tanda-tanda mencurigakan pada tubuhnya.

Ade ditemukan meninggal di asrama sekolah kursus penerbangan Sumatera Flight Education Center pada awal Oktober 2024.

Setelah keluarga Ade menerima kabar duka pada 1 Oktober malam, mereka langsung menuju RS Universitas Sumatera Utara (USU) untuk menjemput jenazahnya.

Saat memandikan jenazah, keluarga menyatakan menemukan bekas memar di leher, rusuk, dan punggung, yang mereka curigai sebagai akibat dari kekerasan.

Kuasa hukum keluarga, Thomy Faisal Sitorus Pane, melaporkan temuan ini ke Polda Sumut pada 23 Oktober 2024, dan mendesak untuk dilakukan autopsi guna memastikan penyebab kematian Ade.

“Pihak keluarga menunggu hasil autopsi jadi kami berharap agar segera dilakukan,” ujar Thomy.

Kesaksian Pihak Sekolah atas Kematian Calon Pramugari Ade Nurul

Di sisi lain, pihak Sumatera Flight Education Center menyangkal adanya tindakan kekerasan di asrama.

Kuasa hukum sekolah, Hendra Manatar Sihaloho, menjelaskan bahwa korban sempat mengalami sakit kepala parah dan sempat teriak sebelum meninggal.

Hendra menegaskan bahwa korban diduga sering mengonsumsi obat-obatan yang dibeli dari warung.

Rekan asrama yang mendengar teriakan Ade sempat memanggil pengasuh yang kemudian membawa korban ke klinik terdekat sebelum merujuknya ke RS USU.

“Dokter RS USU mengabarkan bahwa korban telah meninggal dunia dan tidak melakukan tindakan medis apapun,” kata Hendra.

Pemeriksaan dan Proses Hukum yang Berlanjut

Polda Sumut telah memeriksa tujuh teman Ade serta beberapa staf Sumatera Flight Education Center yang dianggap memiliki informasi tentang kondisi korban sebelum meninggal.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi juga menyampaikan bahwa pemeriksaan saksi, termasuk keluarga dan pengacara korban, masih berlangsung. Polisi berencana melakukan ekshumasi dalam waktu dekat untuk autopsi lebih lanjut.

Kasus ini masih menjadi perhatian publik, khususnya di Sumatera Utara, karena banyak yang berharap kebenaran segera terungkap.