Uang Kuno Pecahan Rp1000 dan UPK Rp75.000 Diburu Kolektor Internasional, Curi Perhatian Dalam Hingga Luar Negeri

HAIJAKARTA.ID- Dunia numismatik atau kegiatan koleksi uang kuno pecahan kembali mencuri perhatian publik, baik di dalam maupun luar negeri.
Dua jenis uang kertas asal Indonesia saat ini sedang mengalami lonjakan minat yang luar biasa dari para kolektor internasional.
Adalah pecahan uang kertas Rp1.000 bergambar kelapa sawit dan Uang Peringatan Kemerdekaan (UPK) senilai Rp75.000, yang menjadi incaran utama.
Meskipun pada masa lalu uang pecahan Rp1.000 kelapa sawit sempat beredar luas, khususnya sejak diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tahun 1992 hingga awal 2000-an.
Kini uang ini berubah status menjadi barang langka. Kelangkaannya terutama dirasakan pada uang yang masih dalam kondisi nyaris sempurna, bahkan belum pernah beredar alias uncirculated.
Uang Kuno Pecahan Rp1000 dan UPK Rp75.000 Tembus Angka Rp1 Juta
Di berbagai platform jual beli daring dan forum kolektor, uang ini bisa ditawarkan mulai dari Rp250.000 hingga menembus angka lebih dari Rp1 juta.
Harganya bisa melesat tinggi apabila uang tersebut memiliki keunikan tambahan seperti nomor seri cantik, angka berurutan, atau cacat cetak langka (misprint).
Tak hanya itu, uang kertas khusus edisi HUT ke-75 Republik Indonesia, yakni UPK Rp75.000 yang pertama kali dirilis pada 17 Agustus 2020, juga tidak kalah menarik perhatian.
Meski awalnya hanya dicetak terbatas sekitar 75 juta lembar dan hanya dapat diperoleh melalui proses penukaran resmi di Bank Indonesia.
Kini uang tersebut menjelma menjadi salah satu simbol eksklusivitas yang menggambarkan semangat nasionalisme dan keberagaman budaya Indonesia.
Desainnya yang menggabungkan teknologi cetak modern dan kekayaan budaya tanah air membuatnya kian bernilai, baik secara visual maupun historis.
Menurut Iwan Kusnandar, seorang kolektor senior sekaligus pengamat numismatik, tren ini mencerminkan peningkatan minat dunia terhadap sejarah dan keunikan uang Indonesia.
Ia menegaskan bahwa daya tarik uang kuno bukan semata-mata terletak pada nilai nominalnya, tetapi pada cerita, sejarah, dan desain yang menyertainya.
“Setiap lembar uang memiliki kisah tersendiri, mulai dari latar belakang penerbitan hingga pesan kebangsaan yang terkandung di dalamnya,” ujar Iwan.
Faktor yang Menentukan Nilai Uang Kuno
Nilai jual uang kuno di pasar kolektor tidak hanya ditentukan oleh usia atau tahun cetaknya. Beberapa faktor lain yang memengaruhi harganya antara lain:
1. Jumlah cetak yang terbatas
Uang yang dicetak dalam jumlah kecil biasanya lebih cepat menjadi langka.
2. Kesalahan cetak atau misprint
Cacat cetak tertentu justru menjadikan uang lebih bernilai karena keunikannya.
4. Nomor seri spesial
Kombinasi angka unik seperti angka kembar, urutan naik, atau nomor keberuntungan sangat dicari.
5. Kondisi fisik uang
Uang dalam kondisi mint atau uncirculated memiliki nilai jauh lebih tinggi dibandingkan yang sudah lusuh atau rusak.
6. Aspek historis
Uang yang diterbitkan untuk memperingati peristiwa penting cenderung lebih diminati.
Contohnya, uang UPK Rp75.000 yang kini semakin sulit ditemukan di pasaran karena sebagian besar sudah beredar dan tersimpan dalam koleksi pribadi.
Seiring waktu, jumlah uang yang masih berada dalam kondisi baik tentu makin berkurang, mendorong peningkatan nilainya secara signifikan.