Tarif PSK di Sekitar IKN Bocor, Diduga Raup Untung Rp1,5 Juta per Hari!

HAIJAKARTA.ID – Keberadaan pekerja seks komersial (PSK) atau pramunikmat di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi perhatian serius para pejabat negara.
Fenomena ini memicu reaksi keras dari kalangan menteri hingga anggota DPR karena dinilai mencoreng kawasan yang sedang dibangun sebagai pusat pemerintahan masa depan Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, atau akrab disapa Cak Imin, menanggapi laporan tersebut dengan keterkejutan.
“Ini serius dan harus segera ditindak. Kenapa bisa sampai seperti itu? Harus ada pengecekan langsung,” ucapnya kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senin (7/7/2025).
DPR Minta Otorita IKN Turun Tangan
Anggota Komisi II DPR, Muhammad Khozin, juga turut menyoroti maraknya praktik prostitusi dan tarif PSK di sekitar IKN, khususnya di wilayah Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Dalam rapat bersama Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono, Khozin meminta agar fenomena ini segera diatasi.
“Ini menyangkut kenyamanan istri para ASN yang bekerja di sana. Jangan sampai mempengaruhi psikologis dan kinerja mereka,” kata Khozin.
Ia juga memperingatkan agar kawasan strategis nasional ini tidak berubah menjadi pusat kemaksiatan, dengan menyebut pula adanya laporan sabung ayam di sekitar lokasi.
Lokasi di Luar Inti Kawasan IKN
Menanggapi hal tersebut, Basuki Hadimuljono menyatakan bahwa praktik prostitusi yang dimaksud bukan terjadi di jantung IKN, melainkan di kawasan Sepaku, sekitar 3 kilometer dari pusat pembangunan.
“Bukan di dalam IKN-nya. Itu di Sepaku, dan sudah pernah kami tindak saat Ramadan kemarin,” jelasnya.
Ia memastikan bahwa Otorita IKN bersama Satpol PP dan aparat kepolisian terus melakukan operasi gabungan untuk memberantas praktik ilegal tersebut.
Satpol PP Ungkap Fakta Tarif dan Modus PSK
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mencatat telah melakukan sejumlah razia sepanjang tahun 2025.
Hingga bulan Juni, sedikitnya 64 perempuan diduga PSK berhasil diamankan dalam tiga gelombang operasi.
“Kami melakukan razia terhadap praktik prostitusi baik daring maupun luring di sekitar wilayah IKN,” ujar Kepala Satpol PP PPU, Bagenda Ali.
Ia mengungkap bahwa para pramunikmat memasang tarif Rp400 ribu hingga Rp700 ribu per sesi, dengan menyewa kamar penginapan seharga Rp300 ribu per malam. Beberapa PSK bahkan bisa meraup hingga Rp1,5 juta per hari dari lima pelanggan.
PSK Diduga Berasal dari Luar Daerah
Berdasarkan pendataan, para perempuan tersebut datang dari berbagai kota seperti Samarinda, Balikpapan, Bandung, Makassar, hingga Yogyakarta.
Setelah dilakukan pembinaan, mereka diminta meninggalkan wilayah dalam waktu dua hingga tiga hari.
Satpol PP juga menyebut dua modus utama prostitusi: pertama, secara daring melalui aplikasi seperti MiChat; dan kedua, secara langsung di lokasi-lokasi yang telah dipetakan.
“Kami terus awasi pergerakan pendatang baru yang tidak jelas identitasnya karena ini kawasan strategis nasional yang harus dijaga,” tegas Kabid Ketertiban Umum Satpol PP PPU.