sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Viral di media sosial sikap anggota DPR RI Fraksi PDIP Deddy Sitorus soal nominal tunjangan rumah.

Deddy Sitorus yang kala itu menjadi narasumber dalam program #Kontroversi di Metro TV menyebut tunjangan rumah untuk anggota DPR sebesar Rp50 juta per bulan merupakan hal wajar.

Video yang diunggah pada 10 Oktober 2024 itu viral di media sosial menyusul isu kenaikan gaji anggota DPR RI dan tunjangan rumah Rp50 juta yang akan didapatkan.

Deddy Sitorus bahkan geram saat tunjangan rumah untuk anggota DPR RI disebut kontrak dengan fakta rakyat sbagai karyawan bergaji UMR yang dipotong untuk Tapera setiap bulan sebesar 3 persen.

Saat itu pembacara acara bernama Zilvia Iskandar menyajikan data mengenai karyawan bergaji UMR dipotong iuran Tapera sebesar 3 persen dari gaji.

Iuran tersebut dibagi menjadi dua, yakni 2,5 persen ditanggung oleh pekerja dan 0,5 persen oleh pemberi kerja.

Di sisi lain, anggota DPR RI yang sudah menerima gaji dengan kisaran Rp50 juta akan mendapatkan tunjangan rumah sebesar Rp50 juta per bulan.

Pemaparan itu kemudian membuat Deddy Sitorus merasa geram.

Tak segan politikus PDIP itu menyebut Zilvia Iskandar mengalami sesat logika.

“Jangan bandingkan kami dengan rakyat jelata, katakan tukang becak atau buruh, di situ Anda sesat logika,” ucap Deddy Sitorus.

Padahal, istilah “rakyat jelata” memiliki konotasi yang merendahkan, mengacu pada rakyat biasa atau kalangan bawah.

Deddy Sitorus kemudian mengungkapkan soal besaran gajinya jauh sebelu menjadi anggota DPR RI.

“Aneh kamu membandingkan dengan yang bergaji UMR. Saya sebelum masuk DPR tahun 2000-an gaji saya sudah Rp80 juta, sekarang jadi DPR cuma Rp51 juta,” tuturnya.

Masih dengan nada berapi-rapi, Deddy Sitorus menyebut kalau sebagian besar anggota DPR RI berasal dari luar daerah yang membuat mereka mengontrak rumah di daerah senayan.

“Anda tahu nggak? 80 persen anggota DPR dari luar daerah, sekarang tidak ada rumah dinas, mereka harus mencari rumah. Ngerti nggak?” tegas Deddy Sitorus.

“Janganlah menyesatkan,” sambungnya.

Deddy Sitorus melanjutnya seharusnya Zilvia membandingkan gaji atau fasilitas yang diterima DPR dengan karyawan BUMN.

“Harusnya Anda membandingkan DPR dengan karyawan BUMN, Anda tahu nggak perumahan BUMN itu ada di mana?” ujar Deddy Sitorus.

“Ketika Anda mengontraskan dengan rakyat itu adu domba,” imbuhnya.

Pernyataan Deddy Sitorus memicu amarah warganet.

Terlebih, penggunaan diksi “rakyat jelata” yang dinilai merendahkan.

“Kaya kagak pernah sekolah ngomongnya,” kata akun @Ma*******.

“Kita gepuk aja,” ujar @ai*****.

“Tanpa rakyat jelata kalian gak jadi apa-apa,” cuit @Ma*****.

“Padahal dia jadi DPR karena rakyat jelata. Pas masih calon ngemis-ngemis rakyat jelata,” komentar @xn****.

“Pas pemilu ngemis-ngemis suara rakyat,” kata @fa****.