Apa Itu Pelican Crossing di Stasiun Cikini? Ini Perbedaan dengan Zebra Cross

HAIJAKARTA.ID – Ketahui apa perbedaan pelican crossing yang di Stasiun Cikini dan bedanya dengan Zebra Cross.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah melakukan uji coba pelican crossing di Stasiun Cikini mulai hari ini Senin, 15 September 2025.
Pelican crossing ditujukan untuk memudahkan pengguna KRL Commuter line saat menyeberang jalan menuju area stasiun, sekaligus meningkatkan keselamatan pejalan kaki.
Langkah ini dilakukan usai adanya keluhan warga mengenai pagar akses masuk stasiun yang kerap dilompati penumpang.
Kepala Biro Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setda Provinsi DKI Jakarta, Iwan Kurniawan menyampaikan pelican crossing beroperasi sesuai jam layanan KRL, yakni pukul 05.00-24.00 WIB.
Dengan adanya pelican crossing, maka mobilitas para pengguan KRL Commuter Line semakin mudah dan lebih aman.
“Hal ini dilakukan untuk memudahkan mobilitas para pengguna commuter line saat menyeberang dan memasuki area stasiun secara lebih aman,” kata Iwan Kurniawan dikutip situs resmi Pemprov DKI.
Apa Itu Pelican Crossing?
Pelican crossing merupakan jalur penyeberangan jalan yang dilengkapi lampu lalu lintas khusus untuk pejalan kaki.
Kata “pelican” berasal dari singkatan “PEdestrian LIght CONtrolled” yang pertama kali diterapkan di Inggris pada 1969 dan kini digunakan di berbagai negara.
Mekanisme pelican crossing sederhana, pejalan kaki cukup menekan tombol pada tiang sinyal dan lampu kendaraan akan beruah mejadi merah.
Dengan adanya lampu khusus ini, arus kendaraan dan pejalan kaki dapat diatur lebih tertib serta mengurangi potensi kecelakaan.
Perbedaan Pelican Crossing dan Zebra Cross
Pelican crossing berbeda dengan zebra cross.
Save Driving for Life menjelaskan zebra cross berupa marka garis putih di jalan tanpa kontrol lampu lalu lintas.
Sedangkan, pelican crossing dilengkapi tombol dan lampu sinyak yang akan menyala setelah ditekan oleh pejalan kaki.
Saat lampu hijau pejalan menyala, kendaraan waji berhenti hingga waktu yang ditentukan.
Durasi menyeberang bervariasi, mulai dari 7-40 detik.
Umumnya, faslitas ini dipasang di lokasi dengan arus lalu lintas padat atau jumlah penyeberang tinggi.
Akan tetapi efektivitasnya tetap dipengaruhi kedisiplinan pengguna jalan.
Sehingga, tidak jarang masih ada pengendara yang menerobos meski lampu sudah merah.