Fantastis! Harga Hermes Himalaya Birkin Tasya Farasya di Sidang Cerai, Sukses Bikin Melongo

HAIJAKARTA.ID – Harga Hermes Himalaya Birkin milik Tasya Farasya saat sidang cerai perdananya sukses mencuri perhatian publik.
Beauty influencer Tasya Farasya sukses menjadi sorotan publik usai tampil ikonik dengan setelan pakaian berwarna kuning dan menenteng salah satu tas merek Hermes.
Tasya mengenakan setelan kuning yang senada dengan kebaya pernikahannya bersama Ahmad Assegaf pada 2018 lalu.
Tak hanya itu, Tasya juga membawa salah satu tas termahal di dunia, Birkin Himalaya yang disebut-sebut bernilai Rp3 miliar.
Tas Hermes Himalaya dikenal sebagai seri Birkin yang paling mahal yang pernah dibuat.
Dilansir dari Sotheby’s, tas ini terbuat dari kulit buaya Niloticus dan menampilkan gradasi warna putih ke abu-abu yang terinspirasi dari megahnya pegunungan Himalaya bersalju.
Proses pewarnaannya rumit dan membutuhkan keterampilan tinggim menjadikannya barang buruan kolektor kelas dunia.
Himalaya Birkon menjadi simbol kemewahan dan status sosial.
Harga Tas Hermas Himalaya Birkin Tasya Farasya
Diperkirakan harga tas yang dipakai Tasya Farasya saat sidang perdana perceraiannya dengan Ahmad mencapai Rp3 miliar.
Jumlah tersebut setara dengan biaya sewa apartemen di Jakarta Pusat selama bertahun-tahun.
Apabila dibandingkan dengan apartemen kelas premium dengan sewa Rp500 juta per tahun, harga tas Tasya masih setara dengan 6 tahun sewa apartemen mewah di Jakarta.
Alasan Tasya Farasya Cerai
Sementara itu, terungkap alasan perceraian Tasya Farasya dan Ahmad Assegaf.
Kuasa hukum Tasya, Sangun Ragahdo mengatakan kliennya dan Ahmad sudah resmi bercerai secara agama pada 10 September 2025.
Pada tanggal tersebut Ahmad Assegaf sudah memberikan talak.
“Perlu digarisbawahi, sejak tanggal 10 September, sebelum gugatan ini kami ajukan, Bu Tasya sudah bercerai secara agama,” ujar Sangun.
Sangun mengatakan alasan utama gugatan cerai adalah masalah kepercayaan dalam perusahaan.
Ia menyebutkan adanya dugaan penggelapan yang melibatkan mantan suami Tasya Farasya itu.
“Yang menjadi titik berat adalah adanya dugaan, ini masih dugaan, tapi kami sudah punya data-data yang kami pelajari yaitu, dugaan penggelapan dalam perusahaan,” ungkap Sangun.