Ratusan Siswa SMAN I Cimarga Ogah Sekolah Gegara Protes Kepsek Tampar Siswa Merokok, Ini Kronologinya!

HAIJAKARTA.ID – Ratusan siswa SMAN I Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, menolak masuk sekolah sejak awal pekan ini.
Aksi tersebut menjadi sorotan lantaran ratusan siswa SMAN I Cimarga ogah sekolah sebagai bentuk protes terhadap pihak sekolah yang mereka nilai menekan siswa.
Menurut Kepala SMAN I Cimarga, Dini Fitri, aksi mogok itu melibatkan lebih dari 630 siswa.
“Semua ini berawal dari tekanan yang dirasakan sebagian anak. Ada lebih dari enam ratus murid yang akhirnya memilih tidak datang,” ujar Dini, Selasa (14/10/2025).
Meski begitu, ia menegaskan seluruh guru tetap melaksanakan tugas seperti biasa. “Kami sebagai ASN harus tetap menjalankan kewajiban. Saya sudah meminta Wakasek Kurikulum agar kegiatan belajar mengajar tetap kondusif,” ujarnya.
Guru Tetap Jalankan KBM Meski Siswa Mogok
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Emi Sumiati, memastikan kegiatan belajar tetap berlangsung meskipun ratusan siswa SMAN I Cimarga ogah sekolah. “Kami tidak ingin anak-anak ketinggalan pelajaran. Karena itu, pembelajaran sementara dilakukan secara daring,” jelasnya.
Emi menambahkan, setiap malam ia mengingatkan para wali kelas untuk terus mengajak siswa kembali ke sekolah. “Kami berusaha supaya anak-anak mau kembali belajar tatap muka,” tuturnya.
Kronologi Kepsek Tampar Siswa Merokok
Kepala SMAN I Cimarga, Dini Fitri, juga mengungkap pemicu awal keributan yang diduga menjadi penyebab ratusan siswa SMAN I Cimarga ogah sekolah. Ia menyebut peristiwa itu bermula saat kegiatan “Jumat Bersih” di sekolah.
“Saat itu saya melihat seorang siswa tidak ikut bersih-bersih dan malah merokok di kantin,” ungkapnya. Dini mengaku menegur keras siswa tersebut karena dianggap berbohong. “Saya sempat menahan emosi dan menegur agak keras, tapi tidak ada tindakan kekerasan seperti yang beredar,” tegasnya.
Dini menjelaskan dirinya spontan karena kecewa melihat siswa berbohong. “Yang membuat saya marah itu karena dia tidak jujur. Saya hanya menegur dengan nada tinggi, tidak memukul keras,” katanya menegaskan.
Upaya Sekolah Redam Ketegangan
Hingga kini, pihak sekolah terus berusaha memulihkan situasi agar kegiatan belajar kembali normal. Dini berharap para siswa dapat memahami niat baik guru yang hanya ingin mendisiplinkan mereka.
“Kami semua ingin lingkungan belajar yang nyaman dan saling menghormati. Tidak ada niat untuk menyakiti siapapun,” tutupnya.