11 Penyakit yang Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan Haji, Waspada Nomer 6 Sulit Dideteksi!
HAIJAKARTA.ID – Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa jamaah calon haji wajib memenuhi istitha’ah kesehatan atau kemampuan fisik dan mental agar dapat melaksanakan ibadah haji dengan aman.
Beberapa penyakit yang tidak memenuhi syarat kesehatan haji karena berisiko tinggi bagi keselamatan jamaah selama berada di Tanah Suci.
Penyakit yang Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan Haji
Berikut daftar 11 penyakit yang membuat seseorang tidak layak secara medis untuk berangkat haji.
1. Penyakit Jantung Koroner
Kondisi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah jantung ini dapat menyebabkan serangan jantung mendadak.
Aktivitas fisik berat selama ibadah haji dapat memperburuk kondisi penderita jantung koroner.
2. Hipertensi Tidak Terkontrol
Tekanan darah tinggi yang tidak stabil meningkatkan risiko stroke atau serangan jantung. Stres fisik dan panas ekstrem di Arab Saudi dapat memperparah kondisi penderita hipertensi.
3. Diabetes Mellitus Tidak Terkontrol
Diabetes yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan komplikasi serius seperti infeksi, gagal ginjal, dan gangguan penglihatan.
Kondisi ini bisa membahayakan jamaah saat menjalani rangkaian ibadah haji.
4. Penyakit Paru Kronis (COPD)
Penderita COPD cenderung mengalami kesulitan bernapas akibat penyempitan saluran udara.
Aktivitas fisik berlebihan di cuaca panas dapat memicu sesak napas berat.
5. Gagal Ginjal
Pasien gagal ginjal membutuhkan terapi rutin seperti dialisis, yang sulit dilakukan selama perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji.
Karena itu, mereka tidak memenuhi syarat istitha’ah kesehatan.
6. Gangguan Mental Berat
Gangguan seperti skizofrenia dan bipolar yang tidak terkontrol dapat memengaruhi kemampuan jamaah dalam menjalani ibadah.
Kondisi ini juga dapat membahayakan keselamatan diri dan orang lain.
7. Penyakit Menular Aktif
Penyakit seperti tuberkulosis (TBC) dan hepatitis B atau C yang masih aktif bisa menular ke jamaah lain.
Calon jamaah dengan penyakit menular wajib menunda keberangkatan hingga penyakitnya terkontrol.
8. Kanker Stadium Lanjut
Penderita kanker stadium lanjut sering memiliki kondisi fisik lemah dan membutuhkan pengobatan intensif, sehingga tidak disarankan untuk melakukan perjalanan panjang seperti ibadah haji.
9. Penyakit Autoimun Tidak Terkontrol
Penyakit seperti lupus dan rheumatoid arthritis memerlukan pengelolaan medis intensif.
Jika tidak terkontrol, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius saat beribadah.
10. Stroke
Penderita yang baru mengalami stroke belum memiliki kondisi stabil dan berisiko tinggi mengalami serangan berulang.
Mereka memerlukan masa pemulihan yang cukup sebelum dinyatakan layak berangkat haji.
11. Epilepsi Tidak Terkontrol
Epilepsi yang tidak stabil bisa memicu kejang mendadak, terutama di tengah kerumunan jamaah.
Kondisi ini berpotensi menimbulkan cedera serius dan gangguan keselamatan.
Pemeriksaan Kesehatan Jadi Tahapan Wajib Calon Jamaah
Pemeriksaan kesehatan haji dilakukan secara bertahap untuk memastikan calon jamaah benar-benar siap secara fisik dan mental.
Pemeriksaan ini meliputi skrining penyakit kronis, penilaian kebugaran, serta pengawasan penggunaan obat bagi penderita penyakit tertentu.
Dengan deteksi dini dan pengelolaan kesehatan yang baik, jamaah diharapkan dapat memenuhi istitha’ah kesehatan haji dan menjalankan ibadah dengan aman serta khusyuk.

