sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan dana Rp129 miliar untuk membantu mahasiswa, dosen, serta kampus yang terkena dampak banjir dan longsor di wilayah Sumatera dan Aceh.

“Kami sudah alokasikan dana total Rp129 miliar dengan tiga skema,” ujar Prof. Stella saat berkunjung ke Unhas Makassar, Selasa (9/12/2025), dikutip dari Kompas.

Kemendikti Alokasikan Rp129 Miliar

Skema pertama diberikan melalui pengajuan proposal tanggap darurat dari masing-masing perguruan tinggi.

Anggarannya mencapai Rp46 miliar dan sebagian sudah dicairkan.

“Perguruan tinggi masukkan proposal tanggap darurat apa yang bisa dilakukan perguruan tinggi. Proposal yang sudah masuk sudah dialokasikan, dan dananya juga sebagian sudah langsung cair, itu total 46 miliar,” jelasnya.

Logistik untuk Mahasiswa dan Dosen

Skema kedua berupa pengadaan langsung kebutuhan mendesak, seperti obat-obatan dan BBM untuk distribusi bantuan oleh kampus.

Total dana yang digelontorkan untuk skema ini mencapai Rp7 miliar.

“Ini dilakukan oleh perguruan tinggi, karena perguruan tinggilah yang langsung hadir di lapangan,” kata Stella.

Bantuan untuk Mahasiswa dan Dosen Terdampak

Skema ketiga ditujukan khusus bagi mahasiswa dan dosen yang menjadi korban bencana, termasuk mereka yang keluarganya terdampak.

Total bantuan pada skema ini sekitar Rp79 miliar.

“Baik mahasiswa yang terdampak langsung maupun mahasiswa di mana orang tuanya atau keluarganya terdampak. Ini bantuannya total sekitar Rp 79 miliar,” ujar Stella.

“Jadi total Rp129,5 miliar yang sudah dialokasikan dan sebagian besar sudah langsung,” lanjut Stella.

Peran Kampus Sangat Penting di Lapangan

Stella menekankan bahwa perguruan tinggi memegang peran besar dalam penyaluran bantuan karena mereka memiliki sumber daya dan tenaga yang bisa bergerak cepat di wilayah terdampak.

“Kenapa perguruan tinggi sangat penting? Karena pertama perguruan tinggi ini punya tenaga-tenaga yang sangat diperlukan, seperti tenaga medis dari FK. Yang kedua perguruan tinggi ini mempunyai orang yang langsung hadir di daerah bencana,” jelasnya.

Ia menambahkan, kampus menjadi penghubung langsung yang menyampaikan kebutuhan warga di lapangan kepada kementerian.

“Contohnya, banyak sumbangan-sumbangan dalam bentuk Indomie berkardus-kardus. Tetapi dari lapangan kami mendapatkan masukan yang penting sekali bahwa tidak bisa masak sekarang, tidak ada listrik. Sehingga kami langsung menyiapkan bersama perguruan tinggi makanan yang bisa langsung siap saji, seperti roti atau sarden,” ujarnya.

Stella juga mengatakan bahwa perguruan tinggi memanfaatkan tenaga dosen dan jaringan lokal mereka untuk mempercepat distribusi bantuan.

“Contoh saja saya di Medan kerja sama dengan USU kerja intens membangun posko di Aceh Tamiang. Karena Aceh Tamiang lebih dekat Medan daripada Banda Aceh,” katanya.

Hingga kini, tiga posko medis darurat sudah didirikan, lengkap dengan tenda, tempat tidur, dan dukungan tenaga kesehatan dari Fakultas Kedokteran USU.

Pemulihan dan Riset Mitigasi Bencana

Stella menjelaskan bahwa setelah tiga skema tanggap darurat berjalan, pemerintah mulai memetakan langkah menuju fase pemulihan.

Proses ini akan melibatkan berbagai riset menggunakan anggaran tahun 2026, termasuk penelitian terkait mitigasi bencana dan penguatan pusat-pusat studi kebencanaan.

“Kami ada dashboard penanggulangan bencana, kita sudah petakan anggaran khusus mitigasi bencana ke depan. Kita akan buat policy brief untuk riset apa dikeluarkan dalam mitigasi bencana dan kesadaran semuanya,” terangnya.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Sains dan Teknologi, Prof. Ahmad Najib Burhani, menuturkan bahwa pemerintah terus bekerja sama dengan para ilmuwan di berbagai perguruan tinggi untuk menangani program-program kebencanaan, termasuk yang terjadi di Sumatera.

“Program yang terkait dengan bencana, juga kemarin misalnya beberapa tim sudah berbagai inisiasi, inisiatif, dan juga inovasi dari berbagai daerah itu dibawa ke Sumatera,” ujar Prof. Najib di Makassar, Senin (8/12/2025).