Alasan TNI Ganti Syarat Tinggi Badan Pendaftaran Rekrutmen Tamtama dan Bintara PK, Bukan 165 Cm!
HAIJAKARTA.ID – Persyaratan pendaftaran rekrutmen Tamtama dan Bintara prajurit karier (PK) mengalami perubahan yang diumumkan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
Ketentuan terbaru ini mencakup penyesuaian syarat tinggi badan serta usia maksimal pendaftar.
Jika sebelumnya syarat tinggi badan minimal adalah 163 cm, kini diturunkan menjadi 158 cm.
Sementara itu, batas usia maksimal yang semula 22 tahun, kini diperpanjang hingga 24 tahun.
TNI Ganti Syarat Tinggi Badan Pendaftaran Rekrutmen Tamtama dan Bintara PK
Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen Wahyu Yudhayana, menjelaskan bahwa perubahan ini diambil setelah mempertimbangkan banyak aspek.
Tujuannya adalah memperluas kesempatan bagi generasi muda yang ingin mengabdi, namun terkendala faktor administratif.
Menurut Wahyu, semangat pengabdian dan kemampuan individu harus diseimbangkan dengan syarat administratif.
Dengan penyesuaian ini, peluang untuk bergabung menjadi prajurit TNI AD diharapkan semakin terbuka lebar.
Penyesuaian Usia Maksimal
Wahyu menambahkan, kenaikan batas usia pendaftaran berkaitan dengan aturan baru masa pensiun.
Jika sebelumnya Tamtama dan Bintara pensiun pada usia 53 tahun, kini menjadi 55 tahun.
Oleh karena itu, usia maksimal masuk pun disesuaikan agar calon prajurit tetap memiliki ruang pengabdian yang panjang.
“Pemuda yang berusia lebih dari 22 tahun namun masih memenuhi syarat fisik, mental, dan intelektual tetap bisa berpeluang masuk TNI AD,” ungkapnya.
TNI AD memastikan seluruh informasi perubahan syarat rekrutmen disampaikan secara terbuka melalui jalur resmi.
Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya pihak yang menyalahgunakan momentum rekrutmen untuk kepentingan pribadi.
Wahyu menekankan bahwa transparansi adalah kunci agar masyarakat mendapatkan informasi akurat mengenai rekrutmen Tamtama dan Bintara PK.
Dengan adanya kebijakan baru, TNI AD berharap rekrutmen menjadi lebih inklusif dan mampu menjaring prajurit terbaik dari berbagai kalangan. Perubahan ini juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi generasi muda untuk ikut serta dalam pengabdian kepada bangsa.
“Harapannya, proses rekrutmen semakin transparan, inklusif, dan menghasilkan prajurit tangguh yang lahir dari masyarakat,” tutup Wahyu.