Apa itu Gencatan Senjata? Iran dan Israel, Ini Tujuan dan Pengertianya
Istilah gencatan senjata kembali mencuat dalam perbincangan geopolitik dunia, menyusul meningkatnya tensi antara dua kekuatan besar di Timur Tengah: Iran dan Israel.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan gencatan senjata dalam peperangan, dan apa dampaknya bagi kawasan?
Apa itu Gencatan Senjata?
Secara umum, gencatan senjata (ceasefire) adalah kesepakatan antara pihak-pihak yang bertikai untuk menghentikan sementara atau permanen aksi militer dan kekerasan.
Menurut, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Oleh KBBI VI Daring, gencatan senjata diartikan sebagai penghentian tembak-menembak (tentang perang).
Sedangkan menurut Cambridge Dictionary, ceasefire didefinisikan sebagai sebuah kesepakatan antara dua kekuatan militer untuk menghentikan pertempuran, dengan tujuan membuka ruang bagi pembicaraan damai.
Dengan kata lain, gencatan senjata tidak selalu berarti akhir dari perang secara keseluruhan. Bisa saja, pertempuran hanya dihentikan sementara dan berpotensi kembali terjadi di kemudian hari.
Dalam banyak kasus, gencatan senjata dilakukan melalui bantuan pihak ketiga atau mediator yang membantu menjembatani negosiasi antara kedua pihak yang bertikai.
Tujuan Gencatan Senjata
Dikutip dalam tulisan akademis berjudul “Ceasefires in Civil Conflict: A Research Agenda” oleh Govinda Clayton dan rekan-rekannya yang dimuat dalam Journal of Conflict Resolution.
Secara umum, tujuan utama gencatan senjata adalah menghentikan kekerasan antara pihak-pihak yang bertikai. Namun, para peneliti menyebut ada beberapa subtujuan penting lainnya yang kerap menjadi alasan di balik keputusan untuk menghentikan konflik, setidaknya sementara.
1. Memungkinkan Pengiriman Bantuan Kemanusiaan
Salah satu alasan utama diberlakukannya gencatan senjata adalah untuk membuka jalur aman bagi pengiriman bantuan kemanusiaan.
Selain itu, gencatan juga memungkinkan proses evakuasi korban luka, pengumpulan jenazah, hingga pemakaman. Langkah-langkah tersebut nyaris mustahil dilakukan jika pertempuran masih berlangsung karena risiko jatuhnya korban tambahan.
2. Menjadi Alat Manajemen Konflik
Gencatan senjata juga kerap digunakan sebagai instrumen pengendalian konflik, tanpa harus mengarah pada perdamaian permanen.
Dalam konteks ini, gencatan berfungsi untuk menahan laju kehancuran dan mencegah meluasnya kekerasan, meskipun akar konflik belum terselesaikan. Contohnya adalah Perjanjian Minsk yang sempat meredam konflik Ukraina-Rusia, namun gagal menghentikan perang secara menyeluruh.
3. Mendorong Upaya Penyelesaian Damai
Ketika kedua pihak sepakat untuk menghentikan serangan, itu bisa menjadi sinyal niat damai. Gencatan senjata kerap menjadi batu loncatan menuju perundingan damai yang lebih luas, seperti perjanjian gencatan jangka panjang (armistice) atau bahkan perjanjian perdamaian penuh (peace agreement).
Gencatan Senjata Iral dan Israel
Setelah hampir dua pekan saling melancarkan serangan, Iran dan Israel dikabarkan telah menyepakati gencatan senjata. Kabar ini disampaikan langsung oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengklaim telah terjadi penghentian penuh aksi militer antara kedua negara yang tengah berseteru di kawasan Timur Tengah.
Dalam pernyataan yang diunggah melalui platform Truth Social pada Senin (23/6/2025), Trump menyampaikan apresiasinya atas kesepakatan tersebut. “Dengan asumsi semuanya berjalan sebagaimana mestinya—dan saya yakin itu akan terjadi—saya ingin mengucapkan selamat kepada kedua negara, Israel dan Iran, atas stamina, keberanian, dan kecerdasan mereka dalam mengakhiri apa yang disebut sebagai Perang 12 Hari,” tulis Trump.
Namun, pernyataan dari pihak Iran justru berbeda. Melansir laporan Al Jazeera, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, membantah adanya kesepakatan resmi soal gencatan senjata. Menurutnya, Teheran hanya akan menghentikan serangan jika Israel terlebih dahulu mengakhiri apa yang disebutnya sebagai “agresi ilegal.”
Hingga berita ini diturunkan, pihak Israel belum memberikan tanggapan resmi terkait klaim gencatan senjata tersebut.
Gencatan senjata, dalam konteks konflik bersenjata, merujuk pada kesepakatan antara dua pihak untuk menghentikan sementara pertempuran, biasanya guna membuka jalur negosiasi damai atau memberikan jeda kemanusiaan. Meskipun demikian, kesepakatan semacam ini belum tentu menjadi tanda berakhirnya perang secara menyeluruh.
Situasi di Timur Tengah masih dinamis, dan banyak pihak menanti tindak lanjut nyata dari kedua negara pasca-pernyataan ini.