Aplikasi Pengganti Google Dinilai Sebagai Ancaman Misinformasi dan Dampak Negatif
HAIJAKARTA.ID – Saat ini, banyak aplikasi pengganti Google bermunculan dengan kemampuan menyodorkan informasi secara lengkap, relevan, dan kontekstual berkat bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Aplikasi-aplikasi ini berbentuk chatbot, mirip dengan ChatGPT buatan OpenAI.
Meskipun menawarkan kemudahan dalam pencarian informasi, aplikasi-aplikasi ini juga membawa risiko besar dalam bentuk penyebaran misinformasi.
Laporan terbaru dari NewsGuard mengungkapkan bahwa chatbot AI berkontribusi signifikan terhadap penyebaran misinformasi Rusia.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa chatbot sering mengarang cerita fiksi yang disajikan seolah-olah sebagai fakta.
Dalam studi ini, NewsGuard menggunakan prompt dengan narasi yang diketahui dibuat oleh John Mark Dougan, seorang pengungsi Amerika Serikat yang menurut The New York Times adalahpenyebar misinformasi dari Moskow.
Hasil Chatbot AI
Beberapa layanan chatbot yang diuji oleh NewsGuard termasuk ChatGPT-4, Grok, Inflection, Mistral, Copilot, Meta AI, Claude, Google Gemini, dan Perplexity.
Hasilnya menunjukkan bahwa konten yang dibuat oleh Dougan sering kali dilabeli sebagai sumber terpercaya.
Hal ini mengkhawatirkan karena hoaks dan penyebaran informasi yang diulang-ulang oleh chatbot hampir tidak dapat dikenali oleh pengguna, demikian diungkapkan oleh co-CEO NewsGuard, Steven Brill.
NewsGuard telah mengabarkan temuannya kepada OpenAI, You.com, Grok, Inflection, Mistral, Copilot, Meta, Claude, Gemini, dan Perplexity, namun belum menerima tanggapan.
Brill mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menggunakan chatbot untuk mencari informasi hingga layanan-layanan tersebut memperbaiki sistem mereka.
Masa Depan Chatbot AI dan Penggunaannya
Masalah ini menyoroti tantangan besar dalam penggunaan teknologi AI untuk informasi.
Sementara AI memiliki potensi besar untuk memudahkan akses informasi, penting bagi pengembang untuk memastikan bahwa sistem mereka tidak menyebarkan misinformasi.
Pengguna juga perlu lebih kritis dan berhati-hati dalam mengonsumsi informasi dari chatbot AI.
Dengan perkembangan teknologi yang cepat, langkah-langkah pengamanan dan regulasi yang lebih ketat mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa AI digunakan untuk kebaikan dan bukanuntuk merugikan masyarakat.