Atlet Disabilitas Diusir dari Mes Gegara Tak Masuk Daftar Latihan di Bekasi, NPCI Beri Klarifikasi

HAIJAKARTA.ID – Sebuah video berdurasi 30 detik viral di media sosial memperlihatkan empat atlet disabilitas diusir dari mes yang tampak membawa koper dan tas ransel, berdiri di tepi jalan raya.
Mereka adalah atlet binaan National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Bekasi.
Mereka diduga telah diusir dari mes atlet yang berada di Villa Putra Cakung, Desa Sukaasih, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi.
Salah satu dari empat atlet tersebut adalah Indah Permatasari (25).
Dalam video yang beredar luas, Indah menyebut mereka terpaksa keluar dari mes karena tidak lagi tercantum dalam daftar pemanggilan latihan NPCI Bekasi.
“Ya, seperti terusir saja. Kami bawa barang dan keluar karena memang tidak dipanggil lagi. Katanya tidak ada namanya di daftar pemanggilan,” ujar Indah dalam video viral tersebut, Senin (16/6/2025).
Atlet Disabilitas Diusir dari Mes Gegara Tak Masuk SK
Dalam penjelasannya, Indah menyatakan bahwa persoalan bermula saat dirinya dan rekan-rekan tidak tercantum dalam surat keputusan pemanggilan atlet untuk program latihan 2025.
Mereka mengaku tidak menerima alasan yang jelas atas pencoretan tersebut.
“Saya bingung, kenapa tiba-tiba tidak dipanggil. Kami hanya ingin tahu alasan dan menanyakan hak kami,” ucap Indah.
Indah mengungkapkan bahwa mereka pun belum menerima honor selama dua bulan terakhir.
Setelah mempertanyakan hal itu ke Kantor NPCI Bekasi di Stadion Wibawamukti, honor mereka akhirnya dicairkan, namun hanya untuk satu bulan.
“Kami diberi satu bulan tanpa penjelasan, padahal yang tertunda dua bulan,” keluhnya.
Atlet Klaim Dapat Ancaman Jika Berkomentar
Lebih lanjut, Indah menyampaikan bahwa para atlet merasa takut untuk bersuara setelah menerima intimidasi secara lisan dari oknum pengurus.
“Ada yang bilang, kalau kami berani protes atau bersuara, silakan keluar dari NPCI,” ucap Indah mengulang ucapan salah satu pengurus.
Ancaman semacam ini, menurutnya, membuat banyak atlet disabilitas memilih diam dan tidak melanjutkan pertanyaan mereka mengenai hak-hak yang seharusnya diterima.
NPCI Bekasi Bantah Adanya Pengusiran
Sementara itu, pihak NPCI Kabupaten Bekasi membantah tudingan pengusiran maupun intimidasi terhadap atlet disabilitas.
“Tidak ada yang kami usir. Mereka datang hanya untuk mengambil barang-barangnya setelah mengetahui tidak dipanggil lagi,” jelas Humas NPCI Bekasi, Abdul Rouf, saat ditemui di lokasi mes.
Rouf mengatakan, NPCI saat ini tengah menerapkan sistem promosi dan degradasi berdasarkan hasil evaluasi terhadap 115 atlet.
Dari jumlah tersebut, 45 atlet dinyatakan tidak lolos karena faktor performa, kedisiplinan, hingga cabang yang sudah tidak dipertandingkan lagi.
“Yang tereliminasi karena performanya menurun, ada juga yang terkena faktor disiplin, serta kategori seperti tuna rungu dan tuna daksa yang tidak lagi dipertandingkan,” ujarnya.
Terkait tuduhan ancaman, Rouf membantah keras dan meminta pihak yang merasa terintimidasi agar menunjukkan bukti konkret.
“Kalau memang ada bukti berupa rekaman, suara, atau chat, silakan tunjukkan. Jangan menyebar tuduhan yang tidak bisa dibuktikan,” tandasnya.
Meski video mereka viral dan polemik mencuat ke publik, para atlet disabilitas yang tak lagi dibina oleh NPCI Bekasi hanya berharap adanya keterbukaan dan perlakuan yang adil.
Mereka meminta agar keputusan penting seperti pencoretan atlet dilakukan secara transparan, disertai penjelasan dan penghargaan atas dedikasi mereka selama ini.