Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Awal mula siswa SMPN 8 Tangsel terkena wabah cacar air dan gondongan ditututkan oleh Kepala SMP Negeri 8 Tangerang Selatan, Muslih.

Ia menyebutkan bahwa ada seorang siswa yang sakit tetap memaksakan diri untuk masuk sekolah.

“Kami mengidentifikasi penularan di ruangan yang sama, meski dari kelas yang berbeda,” ungkap Muslih saat ditemui di sekolah, Puspitek, Setu, pada Selasa (22/10/2024).

Momen ini terjadi bersamaan dengan ujian tengah semester (UTS) pada September 2024.

Kasus pelajar yang terjangkit penyakit cacar air dan gondongan terus meningkat.

Pada Kamis (26/9/2024), pihak sekolah meminta orang tua murid untuk tidak memaksakan anak yang sakit untuk bersekolah.

Namun, beberapa siswa tetap hadir meskipun dalam kondisi tidak sehat, yang mengakibatkan penularan semakin meluas.

Lockdown dan Pembelajaran Jarak Jauh

Per 11 Oktober 2024, jumlah siswa yang sakit tercatat mencapai 73 orang, meskipun tidak semuanya terdiagnosis cacar air atau gondongan.

Namun, pada 15 Oktober, jumlah siswa yang sakit meningkat menjadi 102 orang, dengan 43 di antaranya menderita cacar air dan gondongan.

Menanggapi situasi ini, pihak sekolah memutuskan untuk memberlakukan lockdown selama 14 hari sejak Kamis (17/10/2024) guna mencegah penyebaran lebih lanjut.

“Kami melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari tanggal 17 hingga 31 Oktober 2024,” kata Muslih.

Penurunan Jumlah Kasus

Setelah penerapan PJJ selama satu minggu, jumlah siswa yang terjangkit cacar air dan gondongan menunjukkan penurunan menjadi 22 orang, dengan delapan siswa masih mengalami sakit gondongan.

Muslih menegaskan bahwa keputusan untuk melaksanakan PJJ didasarkan pada rekomendasi dari puskesmas dan Dinas Pendidikan Tangsel.

“Imbauannya kami mengadakan PJJ. Surat pemberitahuan kami terima dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, hingga Puskesmas Kranggan,” ungkap Muslih.