Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA. ID – Tagar “Indonesia Gelap” mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial, terutama di Twitter.

Netizen ramai-ramai mengunggah simbol Garuda berlatar belakang hitam sebagai bentuk kritik terhadap kondisi sosial dan ekonomi yang dianggap semakin memburuk.

Gerakan ini menyoroti berbagai kebijakan pemerintah yang menuai kontroversi, mulai dari kelangkaan gas LPG 3 kg, efisiensi anggaran yang menyebabkan gelombang PHK di instansi pemerintah, hingga penghapusan tunjangan kinerja dosen dan tenaga pendidik.

Awal Mula Tagar Indonesia Gelap yang Viral di Media Sosial

Dikutip dari akun Twitter @haneulraa, tagar “Indonesia Gelap” pertama kali muncul pada awal Februari 2025.

Momentum ini bertepatan dengan serangkaian kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat luas.

Tak hanya di dunia maya, gerakan ini juga meluas ke aksi nyata.

Mahasiswa dari berbagai wilayah turun ke jalan pada 17 Februari 2025, menyampaikan tuntutan kepada pemerintah agar segera mengkaji ulang kebijakan yang kontroversial.

Tuntutan yang Disuarakan dalam Gerakan Ini

Dalam aksinya, para peserta demonstrasi membawa berbagai tuntutan, di antaranya:

1. Evaluasi Inpres No. 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Anggaran.

2. Penghapusan keterlibatan aparat TNI/Polri dalam urusan sipil.

3. Pencabutan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dianggap merampas ruang hidup masyarakat.

4. Pendidikan yang lebih ilmiah, gratis, dan demokratis.

5. Penolakan revisi UU Minerba terkait pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) di kampus.

6. Evaluasi total program Makan Bergizi Gratis.

7. Realisasi anggaran tunjangan kinerja dosen ASN.

8. Desakan agar Presiden menerbitkan Perppu Perampasan Aset.

9. Penolakan revisi UU TNI, Polri, dan Kejaksaan.

10. Penyederhanaan komposisi kabinet pemerintahan.

11. Penolakan revisi Peraturan DPR tentang Tata Tertib.

12. Percepatan reformasi di tubuh Polri.

Gerakan Serupa Pernah Terjadi

Bukan kali ini saja gerakan protes semacam ini muncul. Sebelumnya, pada Agustus 2024, tagar “Peringatan Darurat” sempat viral dengan mengkritik kebijakan politik dan demokrasi, terutama terkait Pilkada 2024.

Publik masih menunggu respons resmi dari pihak berwenang atas tuntutan yang disuarakan oleh masyarakat.