Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA. ID – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksikan bahwa puncak arus balik Lebaran 2025 akan terjadi pada Minggu, 6 April 2025.

Berdasarkan survei yang dilakukan, diperkirakan pergerakan penumpang pada hari tersebut mencapai 31,49 juta jiwa atau sekitar 21,5% dari total keseluruhan pemudik.

Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menjelaskan bahwa lonjakan arus balik mulai terlihat sejak H+3 Lebaran dengan jumlah pemudik sekitar 14,5 juta jiwa.

Angka ini diproyeksikan terus meningkat pada H+4 dengan perkiraan mencapai 18,75 juta jiwa.

 Moda Transportasi Pilihan Saat Arus Balik

Secara keseluruhan, mobil pribadi masih menjadi pilihan utama bagi pemudik selama periode Lebaran 2025.

Diperkirakan sebanyak 33,69 juta orang atau sekitar 23% dari total pemudik menggunakan moda transportasi ini.

Sementara itu, bus menjadi moda transportasi favorit kedua dengan pangsa 16,9% atau sekitar 24,76 juta orang.

Disusul oleh kereta api antarkota yang diperkirakan akan digunakan oleh 16,1% atau 23,58 juta pemudik.

Moda transportasi lainnya seperti pesawat, sepeda motor, mobil sewa, kapal laut, kapal penyeberangan, hingga kereta cepat juga tetap menjadi pilihan bagi masyarakat.

Dominasi Pemudik dari Pulau Jawa

Mayoritas pemudik yang melakukan perjalanan berasal dari provinsi dengan kepadatan penduduk tinggi di Pulau Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Ketiga provinsi ini menyumbang sekitar 97,6 juta jiwa atau 66,6% dari total pemudik.

Sebagian besar masyarakat juga memilih kembali ke Pulau Jawa setelah mudik, dengan total pergerakan mencapai 103,7 juta orang atau sekitar 70,8% dari seluruh pemudik Lebaran 2025.

Antisipasi Lonjakan Arus Balik

Menghadapi puncak arus balik, pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah antisipatif, termasuk rekayasa lalu lintas seperti sistem one way dan contraflow di jalur-jalur utama.

Selain itu, Menhub juga menyarankan agar masyarakat yang memiliki fleksibilitas dalam waktu kembali ke kota asal dapat menyesuaikan jadwal perjalanan guna menghindari kepadatan di hari puncak.

Dengan adanya kebijakan tersebut, diharapkan arus balik Lebaran 2025 dapat berjalan dengan lancar dan minim kendala bagi masyarakat yang kembali dari kampung halaman.