sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Demi keselamatan bersama, Kepolisian Resor (Polres) Cianjur menegaskan bahwa Jalur Puncak II belum layak dilewati kendaraan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.

Keputusan ini diambil berdasarkan hasil survei gabungan yang menunjukkan kondisi jalur masih rawan dan tidak mendukung kelancaran arus kendaraan. Kasatlantas Polres Cianjur AKP

Hardian Andrianto menjelaskan bahwa survei melibatkan Dishub Cianjur, BPBD Cianjur, dan Satpol PP.

Hasil pengecekan menemukan sejumlah permasalahan serius yang membuat Jalur Puncak II tidak direkomendasikan sebagai jalur alternatif.

“Kami menemukan masih banyak titik rawan longsor yang menutup landasan jalan serta jalur menyempit di sejumlah titik dan jalan berlubang sehingga menyulitkan pengendara untuk melintas,” ujar Hardian, Minggu (7/12/2025).

8 Alasan Jalur Puncak II Tak Direkomendasikan Saat Nataru 2025-2026

Berikut ini daftar alasan jalur Puncak II belum layak untuk dilewat selama libur Nataru 2025, yaitu:

1. Banyak Titik Rawan Longsor

Survei gabungan menemukan masih banyak titik rawan longsor yang berpotensi menutup badan jalan dan membahayakan pengendara.

2. Jalur Menyempit di Beberapa Lokasi

Sejumlah titik mengalami penyempitan jalur sehingga tidak aman digunakan sebagai rute alternatif ketika arus kendaraan padat.

3. Kondisi Jalan Berlubang

Banyaknya lubang di sepanjang jalur membuat kendaraan sulit melintas dan meningkatkan risiko kecelakaan, terutama saat hujan.

4. Minim Penerangan Jalan

Penerangan sangat kurang, hanya sekitar tiga lampu untuk setiap dua kilometer. Kondisi gelap ini sangat berisiko bagi pengendara yang tidak mengenal medan.

5. Perbaikan Infrastruktur Belum Memadai

Meskipun sempat dilakukan pemasangan lampu jalan, perbaikan lainnya belum dilakukan secara menyeluruh sehingga jalur masih jauh dari standar keamanan.

6. Medan Cukup Sulit untuk Pengguna Baru

Wisatawan atau pengendara yang tidak familiar dengan rute Jalur Puncak II berpotensi mengalami kesulitan navigasi, terutama pada malam hari.

7. Risiko Cuaca Ekstrem

Hujan deras yang sering terjadi menjelang akhir tahun meningkatkan potensi longsor dan licinnya permukaan jalan.

8. Tidak Mendukung Kelancaran Arus Kendaraan

Dari hasil survei, jalur ini tidak mampu menampung volume kendaraan tinggi sehingga tidak efektif sebagai alternatif Jalur Puncak saat liburan.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan memprediksi puncak arus mudik libur Nataru 2025/2026 terjadi pada 24 Desember 2025, dengan potensi pergerakan mencapai 17,18 juta orang.

Sementara puncak arus balik diperkirakan jatuh pada 2 Januari 2026 dengan 20,8 juta pergerakan.