Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara, yakni Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan pada Selasa (25/11).

Musibah yang dipicu cuaca ekstrem ini menyebabkan ribuan rumah terdampak, sementara 13 orang dinyatakan meninggal dunia.

Banjir dan Longsor Terjang Sumatera Utara

“Empat wilayah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, yang meliputi Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan, dilanda bencana akibat cuaca ekstrem secara bertubi-tubi pada hari Senin (24/11) dan Selasa (25/11),” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (26/11), dikutip dari Kumparan.

Menurut Kabid Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Provinsi Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati, total korban meninggal mencapai 13 orang.

Sebanyak 9 korban berasal dari Tapanuli Selatan, sementara 4 lainnya dari Tapanuli Tengah.

Kondisi di Kota Sibolga

Laporan sementara dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB pada Rabu (26/11) pukul 07.00 WIB menyebutkan bahwa hujan deras yang turun lebih dari dua hari telah memicu banjir dan longsor di berbagai titik di Kota Sibolga.

Beberapa kelurahan yang terendam banjir antara lain Angin Nauli (Sibolga Utara), Aek Muara Pinang dan Aek Habil (Sibolga Selatan), serta Pasar Belakang dan Pasar Baru (Sibolga Kota).

Dari dokumentasi di lapangan, banjir terlihat mengalir deras dan menghantam rumah warga, menyeret kendaraan, serta merusak berbagai infrastruktur.

Air juga membawa material lumpur, batang pohon, puing bangunan, hingga sampah rumah tangga.

Sementara itu, longsor terjadi di sejumlah wilayah seperti Angin Nauli, Simare-mare, Sibolga Hilir, Hutabarangan, Huta Tonga, dan Sibual-buali di Sibolga Utara, Parombunan dan Aek Manis di Sibolga Selatan, Pancuran Bambu, Pancuran Dewa, dan Pancuran Kerambil di Sibolga Sambas serta Pasar Belakang, Pasar Baru, dan Pancuran Gerobak di Sibolga Kota.

Dalam kejadian ini, satu warga dilaporkan luka-luka dan sudah mendapat penanganan medis.

Kerugian material sementara meliputi tiga rumah yang terdampak, termasuk satu ruko.

Beberapa akses jalan juga ikut rusak sehingga mengganggu pergerakan warga.

Tapanuli Selatan

Di Kabupaten Tapanuli Selatan, banjir dan longsor menimbulkan dampak serius.

Sebanyak 9 warga dilaporkan meninggal dunia, 58 orang mengalami luka-luka, dan 2.851 penduduk harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Berdasarkan kaji cepat sementara dari BNPB, bencana ini melanda 11 kecamatan, antara lain Sipirok, Marancar, Batangtoru, Angkola Barat, Muara Batangtoru, Angkola Sangkunur, Angkola Selatan, Sayur Matinggi, Batang Angkola, Tanah Timbangan, hingga Angkola Muaratais.

Untuk membuka akses warga yang tertutup material longsor, BPBD Tapanuli Selatan bersama tim gabungan telah menurunkan alat berat di sejumlah titik.

Sementara itu, di Kabupaten Tapanuli Utara, banjir dan longsor menyebabkan 50 rumah terdampak serta dua jembatan putus.

BPBD setempat masih melakukan pendataan dan menganjurkan penggunaan jalur alternatif Pangaribuan Silantom selama perbaikan berlangsung.

Tapanuli Tengah

Di Tapanuli Tengah, banjir merendam 1.902 rumah warga yang tersebar di sembilan kecamatan Pandan, Sarudik, Badiri, Kolang, Tukka, Lumut, Barus, Sorkam, dan Pinangsori.

Bencana ini juga menelan korban jiwa sebanyak empat orang.

Untuk membantu warga, BPBD Tapanuli Tengah dan tim gabungan telah menyediakan tenda pengungsian dan menyalurkan bantuan sembako.

Tapanuli Utara

Sementara itu di Tapanuli Utara, sebanyak 19 kepala keluarga terpaksa mengungsi.

Selain itu, lima rumah tercatat rusak berat, 64 rumah rusak ringan, empat ruas jalan mengalami kerusakan, dan satu jembatan putus akibat terdampak bencana.