Banjir di Cirebon Terjang Pusat Perbelanjaan dan Kompleks Pemkab, Belasan Rumah Rusak Parah
HAIJAKARTA.ID – Banjir di Cirebon kembali terjadi dan menjadi salah satu bencana terparah di akhir tahun 2025.
Arus banjir yang deras menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (23/12/2025) sore.
Hal ini menyebabkan kerusakan parah pada rumah warga, pusat perbelanjaan, hingga merendam kompleks pemerintahan.
Banjir di Cirebon Rendam Gudang dan Pusat Perbelanjaan
Salah satu lokasi yang paling terdampak banjir di Cirebon adalah pusat perbelanjaan Surya yang berada dekat kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten Cirebon di kawasan Sumber.
Banjir besar membuat gudang pusat perbelanjaan tersebut terendam, sehingga beragam barang dagangan hanyut terbawa arus.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Cirebon selama beberapa jam menjadi pemicu utama banjir.
Kondisi ini diperparah oleh hujan berintensitas tinggi di wilayah hulu, yakni Kabupaten Kuningan, sehingga sejumlah sungai meluap dan menggenangi jalan kabupaten maupun jalan provinsi.
Dampak banjir di Cirebon juga dirasakan warga Perumahan Taman Anggrek.
Belasan rumah dilaporkan rusak parah akibat derasnya arus banjir bandang yang datang secara tiba-tiba.
Seorang warga korban banjir menceritakan, air datang dengan sangat cepat dan menghantam rumah-rumah di perumahan tersebut.
Ia bahkan sempat membantu tetangganya yang terdampak banjir. Menurut warga, peristiwa ini merupakan banjir terparah dalam 15 tahun terakhir sejak perumahan itu dibangun.
Warga berharap pemerintah segera turun tangan membantu renovasi rumah-rumah yang rusak karena sebagian besar warga mengalami kesulitan pascabanjir.
BPBD Catat 24 Desa Terdampak Banjir di Cirebon
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mencatat, banjir di Cirebon berdampak pada 24 desa yang tersebar di delapan kecamatan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, Hadi Eko, menyebutkan desa-desa terdampak berada di Kecamatan Sumber, Talun, Plumbon, Tengahtani, Mundu, Weru, Kedawung, dan Gunungjati.
Selain permukiman warga, banjir juga merendam kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten Cirebon. Bahkan, satu desa di Kecamatan Sumber, yakni Desa Sidawangi, turut mengalami longsor.
“Dampaknya sangat dahsyat. Banjirnya mengepung kompleks perkanotran Pemkab Cirebon, dampak lain terjadi longsor yang menimpa Desa Sidawangi,” ujar Hadi
Meski demikian, BPBD memastikan tidak ada korban jiwa dalam bencana ini.
Sekitar 40 warga sempat mengungsi di Desa Dawuan, Kecamatan Tengahtani, dan kini telah kembali ke rumah masing-masing.
“Tidak ada korban jiwa, saat ini warga sudah dievakuasi di Desa Dawuan untuk diberikan tempat sementara,” tambahnya.
Sungai Meluap
Hadi Eko menjelaskan, banjir di Cirebon dipicu oleh hujan berintensitas tinggi dengan durasi lama, termasuk di wilayah hulu.
Beberapa sungai yang meluap antara lain Sungai Soka, Sungai Kedungpane, Bendungan Rajadana, Saluran Pembuang Cikuya, serta sejumlah saluran induk di kawasan perkotaan.
Selain faktor hujan, pendangkalan sungai akibat sedimentasi dan sistem drainase yang belum optimal turut memperparah dampak banjir.
Akibatnya, aktivitas masyarakat lumpuh total. Sekolah, perkantoran, dan pusat usaha terpaksa menghentikan kegiatan karena akses jalan tidak dapat dilalui kendaraan.
Banjir juga merendam sejumlah jalan utama di Cirebon. Beberapa pengendara motor yang nekat melintas hampir terseret arus deras dan harus dibantu warga sekitar.
