Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Sebuah pengakuan mengejutkan datang dari perusahaan farmasi terkemuka, AstraZeneca, terkait dengan vaksin Covid-19 buatannya.

Dokumen pengadilan mengungkapkan bahwa perusahaan ini mengakui adanya efek samping langka yang terkait dengan vaksin tersebut, yang telah menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat.

Efek samping langka ini disebut sebagai Thrombocytopenia Syndrome (TTS), yang merupakan kondisi pembekuan darah yang jarang terjadi.

Pengakuan ini menyoroti serangkaian klaim hukum terhadap perusahaan farmasi ini, yang menuduh bahwa vaksinnya telah menyebabkan kematian dan cedera serius pada sejumlah individu.

Salah satu kasus pertama yang mencuat adalah kasus Jamie Scott, seorang ayah dua anak, yang mengalami cedera otak permanen setelah mengalami pembekuan darah dan pendarahan otak setelah menerima vaksin pada April 2021.

Meskipun AstraZeneca sebelumnya menolak klaim tersebut, dokumen hukum yang diajukan ke Pengadilan Tinggi pada bulan Februari mengungkapkan pengakuan bahwa vaksinnya dapat menyebabkan TTS, meskipun dalam kasus yang sangat jarang terjadi dan mekanisme penyebabnya belum sepenuhnya dipahami.

“TTS juga bisa terjadi tanpa adanya vaksin AZ (atau vaksin apapun). Penyebab dalam setiap kasus individual akan bergantung pada bukti ahli,” dalam keterangan tertulis pada dokumen itu dikutip pada Rabu (1/5/2024).

Reaksi terhadap pengakuan ini juga datang dari otoritas kesehatan, termasuk Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes RI).

Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, menyatakan bahwa belum ada laporan kejadian TTS di Indonesia pasca penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Dia menekankan bahwa otoritas seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) telah melakukan serangkaian pengujian keamanan dan efikasi vaksin sebelum digunakan oleh masyarakat.

Nadia juga menegaskan bahwa meskipun terdapat beberapa efek samping yang sangat jarang terjadi, pemberian vaksin Covid-19 telah memberikan manfaat yang besar dalam mengatasi pandemi.

“Di Indonesia belum ada menerima laporan terkait TTS, karena kejadian ini sangat jarang,” ucapnya.

“Dari sisi keamanan juga sudah diuji oleh BPOM RI, karena memang vaksin ini sudah disuntikan kepada jutaan orang diseluruh dunia,” tambahnya saat ditemui media.