Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Begini kondisi hunian sementara korban bencana banjir Padang, Sumatra Barat yang sudah mulai dihuni puluhan Kartu Keluarga.

Kondisi hunian sementara korban bencana banjir Padang memperlihatkan kondisi huntara yang kini mulai dihuni sekaligus fasilitas dasar yang disiapkan untuk warga terdampak.

Tedapapat 80 sampai 90 KK dari warga Padang, 4 Kecamatan telah menerima hunian sementara bagi mereka yang rumahnya terdampak bencana.

Dalam sebuah laporan video kondisi hunian sementara korban bencana banjir Padang, Sumatra Barat, tersut terdapat ratusan anak-anak yang tinggal di Huntara yang sudah tampak bermain dengan gembira dilingkungan Huntara.

Huntara kampung Nelayan tersebut, terletak di Kota Tengah, Padang, Sumatra Barat.

Salah satu Staf Pengelola Huntara Kampung Nelayan, Oktisa Fani terkait Huntara tersebut apakah khusus korban bencana banjir, namun ternyata huntara tersebut sudah ada sejak 2019.

“Tidak, Huntara ini sudah ada dari 2019 waktu itu untuk korban covid juga,” kata Okti, pada Sabtu (20/12/2025).

Okta juga menjelaskan, bahwa para korban terdampak bencana mulai berpindah ke Huntara pada 10 Desember dan terdapat 30 KK.

“10 Desember 2025, ada 30 KK,” ucapnya

Okti juga menjelaskan jika yang menghuni Huntara terdapat dari 4 Kacamatan.

“Itu ada dari 4 kacamatan. Itu, Pau, Kota Tengah, Kuranji, dan Nanggalo,” kata Okti.

Ia juga mengatakan jika hunian terbanyak dari warga Kecamatan Pau.

“Itu yang paling banyak dari Kecamatan Pau, ada 38 KK,” ucapnya.

Fasilitas yang disediakan bagi korban yang terdampak bencana, di Huntara tersebut dipaparkan oleh Okti.

“Untuk fasilitas itu kita menyediakan ada kompor, gas, dispenser bersama galon, tempat tidur utama, tempat tidur anak, rice cooker,” tutur Okti.

Untuk fasilitas tempat tidur di setiap Huntara terdapat dua kamar tidur, dan kamar mandi.

“Satu unit rumah itu ada dua kamar tidur, anak, utama dan satu kamar mandi,” jelasnya

Terkait fasilitas akses air, listrik dan internet penghuni Huntara didukung oleh Starling Komdigi sejak 10 hari yang lalu, dan terdapat 3 Starling, warga dibebaskan untuk menggunakan fasilitas tersebut.

“Didukung oleh Starking Komdigi sejak 10 hari lalu, ada 3 Starling. Semuana bebas untuk menunjang fasilitas internet juga di pengungsian Huntara, kalau air dan listrik aman kalau air dan listriknya pakai token, airnya kita pakai PDAM,” jelasnya.

Untuk biaya token ditanggung oleh Pemerintah Kota Padang, dengan setiap periode terdapat 33 KWH.

Ia juga menjelaskan jika, untuk kebutukan makanan, minuman dan logistik terdapat dari bantuan relawan yang datang.

“Alhamdullilah tercukupi, dibantu sama relawan yang datang gitu, dan kita langsung menyalurkan ke kamar gitu, alhamdullilah tercukupi,” ucap Okti.

“Ada bantuan-bantuan dari pemerintah juga, relawan dan lainnya juga gitu,” imbuhnya.

Sebagian besar mata pencarian warga penghuni Huntara merupakan seorang buruh lepas, berkebun, bertani dan wiraswasta yang bekerja di tempat tinggal sebelumnya.

“Aktivitasnya sehari-harikan ada yang bekerja di tempat tinggal lamanya, ada yang buruh harian lepas, ada yang wiraswasta juga, ada yang berkebun, bertani juga,” jelasnya.