sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – BMKG peringati adanya potensi banjir Jakarta 2020 akan terulang kembali di tahun 2024 ini.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa seruak udara dingin dapat menyebabkan angin kencang, gelombang tinggi, dan curah hujan dengan intensitas ekstrem.

Adanya fenomena La Nina ini akan menjadi penyebab memperbesar risiko dengan tingkat curah hujan hingga 20%.

Sehingga fenomena ini diperkirakan mulai mempengaruhi Indonesia pada 20-29 Desember. Skenario terburuk dari adanya curah hujan ekstrim ini dapat menyebabkan banjir parah seperti tahun 2020.

Masyarakat Diminta Waspada

BMKG meminta masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru.

Pemerintah daerah diminta untuk mengoptimalkan infrastruktur pengendali banjir dan memastikan kesiapan tempat pengungsian.

BMKG juga mengimbau agar aktivitas pelayaran di Laut Natuna dan wilayah barat Indonesia dilakukan dengan kehati-hatian ekstra.

BPBD DKI Siaga Adanya Potensi Banjir Jakarta 2020 Tak Terulang

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyampaikan sudah menyiagakan 267 petugas untuk antisipasi potensi banjir di tiap kelurahan.

“Saat ini, Jakarta sudah memasuki awal musim penghujan dan puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Februari 2025,” kata Kapusdatin BPBD DKI Jakarta Kasetpel Pusdatin BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang, Senin (11/11/2024) dikutip dari detikcom pada Kamis (5/12/2024).

Para petugas diimbau untuk mengecek kondisi sarana dan prasarana seperti tenda pengungsi, perahu, jaket pelampung, ring buoys, dll yang dimiliki BPBD.

Serta melakukan pendataan daerah-daerah rawan banjir pun sedang dilakukan.

Langkah BPBD DKI Jakarta

BPBD DKI Jakarta mengungkap langkah antisipasi bencana hidrometeorologi.

Kasatlak Pengelolaan Data dan Informasi Pusdatin BPBD DKI Jakarta, Kristian Gottam Sihombing, mengatakan bersama instansi terkait telah meningkatkan kapasitas pompa air.

Selain itu juga telah memperluas jaringan drainase di wilayah rawan banjir untuk melakukan antisipasi.

Jajaran Pemprov DKI Jakarta juga terus merevitalisasi sungai, mengeruk saluran air, dan menambah kapasitas pompa untuk memperkuat infrastruktur pengendalian banjir.