sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJKARTA.ID – Beberapa hari terakhir ini kota jakarta dan sekitarnya seperti depok, bogor, tanggerang dan bekasi mengalami perubahan suhu yang sangat mencolok.

Warga Jakarta yang biasanya terbiasa dengan cuaca panas dan lembab kini merasakan udara yang dingin di malam dan pagi hari.

Fenomena suhu lebih dingin dari biasanya di musim kemarau ini menjadi perbincangan hangat di kalangan warga Jakarta.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto menjelaskan, fenomena suhu dingin menjelang puncak musim kemarau di bulan Juli-Agustus, terkadang bisa sampai September.

Kondisi ini disebabkan oleh Angin Monsun Australia yang bertiup menuju Benua Asia melewati Wilayah Indonesia dan perairan Samudera Hindia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih rendah (dingin).

Suhu terasa lebih dingin dari normalnya adalah salah satu fenomena yang berpotensi terjadi di musim kemarau. Namun, fenomena ini tidak terjadi di seluruh wilayah Indonesia atau di semua wilayah yang sedang mengalami kemarau.

“Angin Monsun Australia ini bersifat kering dan sedikit membawa uap air, apalagi pada malam hari di saat suhu mencapai titik minimumnya. Selanjutnya mengakibatkan suhu udara di beberapa wilayah di Indonesia terutama wilayah bagian Selatan Khatulistiwa terasa lebih dingin,” katanya seperti dikutip CNBC Indonesia, Senin (15/7/2024).

Sedangkan Menurut Kepala Pusat Penerangan Meteorologi BMKG, Mulyo Prabowo mengatakan, suhu dingin akan terus terjadi hingga menjelang akhir Juli 2014. Keadaan demikian tidak hanya terjadi di Jakarta namun juga di daerah sekitarnya seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

“Pada pagi hingga siang cuaca wilayah Jakarta dan sekitarnya cenderung hangat dengan temperatur 26-27 derajat celcius. Sedangkan siang menuju sore hingga malam hari cuaca kembali ke suhu 25 derajat celcius. Ini akan terjadi di Jabodetabek,” ujar Mulyo, Senin (14/7).

Menurutnya penyebab lain dari suhu dingin adalah karena adanya badai tropis ramasun di wilayah utara Indonesia atau sebelah timur Philipina. Situasi tersebut, menyebabkan aliran udara dari benua Australia ke Asia semakin menguat. Sehingga wilayah sebelah barat Sumatra bagian selatan, hingga ke Jawa bagian barat menerima uap air yang cukup tinggi.

“Ada belokan angin dari wilayah barat Sumatra bagian selatan sampai ke Jawa bagian barat. Makanya aliran udara melambat,” katanya.

Meski suhu yang terjadi cenderung tidak lazim dari suhu normal, Mulyo menegaskan perubahan suhu saat ini masih dalam tahap normal.

Seperti diketahui, dalam dua hari terakhir, suhu di ibu kota mencapai 25 – 27 derajat celcius. Bahkan, pada Minggu (13/7) malam, BMKG mencatat suhu udara di ibu kota mencapai 25 derajat celcius.