Curhatan Orang Tua Beli Buku Sekolah Seharga Rp180 RIbu, Begini Klarifikasi Kepsek!
HAIJAKARTA.ID – Viral di sosial media, sejumlah orang tua murid SDN 2 Kawalu, Kota Tasikmalaya, mengeluhkan mengenai harga buku yang dijual sekolah.
Pasalnya para orang tua murid tersebut diwajibkan membeli buku untuk pembelajaran dengan harga yang cukup mahal.
Orang Tua Beli Buku Sekolah Dengan Harga Mahal
Orang tua murid mempertanyakan penjualan buku pelajaran yang seharga Rp200 ribu yang menjadi Rp180 ribu karena adanya diskon.
Keluhan tersebut datang dari para orangtua siswa kelas 3. Herdi salah seorang wali murid mempertanyakan mengapa di sekolah lain tidak ada jual beli buku seperti ini?
Selain harganya mahal, mereka juga mempertanyakan pemanfaatan dana BOS yang diberikan oleh pemerintah.
“Iya saya sudah beli, asalnya harga buku itu Rp 200 ribu, lalu ada diskon jadi Rp 180 ribu,” kata salah seorang Herdi, ayah dari salah satu orang tua siswa kelas 3 SDN 2 Kawalu, Rabu (2/10/2024) sore.
Penjualan buku itu diawali dengan adanya silaturahmi orang tua siswa bersama pihak sekolah dan penerbit.
Meski akhirnya membeli buku itu, dia mengaku sempat keheranan. Apalagi setelah tahu buku yang sama, dijual di toko online.
Di toko online dirinya mendapatkan harga jauh lebih murah, cuma Rp 25 ribu.
Klarifikasi Kepala Sekolah SDN 2 Kawalu
Kepala SDN 2 Kawalu, Andri membantah pihak sekolah menjual buku itu. Dia berkilah bahwa penjualan buku itu merupakan kesepakatan pihak penjual buku dengan orang tua siswa.
Andri juga mengaku telah melakukan klarifikasi kepada orang tua siswa yang keberatan dengan penjualan buku tersebut.
“Iya ini kami baru saja beres mengunjungi orang tua siswa, kami memberikan klarifikasi terkait permasalahan itu,” kata Andri Rabu (2/10/2024) sore.
Terlepas dari permasalahan itu, Andri mengaku kejadian ini menjadi bahan evaluasi. Terutama dalam penjualan buku dan komunikasi dengan orang tua siswa.
“Ke depannya kami harus berhati-hati, artinya untuk penjualan buku tidak dibenarkan. Sarana untuk buku sudah ada. Tentu ini menjadi bahan evaluasi bagi kami,” kata Andri.