sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Awal tahun 2020 menjadi mimpi buruk bagi warga Jakarta, Tangerang, dan Bekasi.

Hujan deras yang mengguyur sejak malam pergantian tahun 31 Desember 2019 hingga pagi hari membawa bencana banjir hebat yang melumpuhkan berbagai aktivitas masyarakat.

Menurut BMKG, curah hujan mencapai 377 mm, rekor tertinggi sepanjang sejarah, melampaui banjir besar 2007 dengan curah hujan 340 mm per hari.

Hujan yang dimulai sejak Selasa sore itu menciptakan genangan air setinggi 30 cm hingga lebih dari 1 meter di berbagai wilayah.

Dampak Banjir Jakarta 2020 Meluas

Banjir Jakarta 2020 berdampak merugikan pada beberapa aspek, yaitu:

  • Ribuan Pengungsi: Rumah warga terendam, memaksa mereka mencari tempat perlindungan.
  • Pemadaman Listrik: PLN memutus aliran listrik di 724 wilayah untuk mencegah korsleting.
  • Lumpuhnya Transportasi: Layanan KRL dan TransJakarta terganggu, serta Bandara Halim Perdanakusuma membatalkan penerbangan karena landasan tergenang.
  • Krisis Air Bersih: Pasokan air PT Palyja dan Aetra terhenti akibat kerusakan jaringan.

BNPB Catat Adanya Korban Jiwa

Banjir juga memakan korban jiwa. BNPB mencatat 9 orang meninggal dunia, di antaranya 3 dari Cipinang, Jakarta Timur, dan 3 lainnya dari Cinere, Depok.

Genangan banjir memakan waktu hingga dua minggu untuk surut di sejumlah lokasi.

Mall Taman Anggrek di Jakarta Barat dan Mall Cipinang Indah di Jakarta Timur menjadi contoh tempat yang masih tergenang hingga 13 Januari.

Banjir Berturut-turut

Belum genap dua bulan, banjir kembali menerjang Jakarta pada 24 Februari 2020, merendam 294 RW dan memaksa lebih dari 3.500 jiwa mengungsi.

Kejadian ini memicu gugatan warga terhadap Gubernur Anies Baswedan, yang dianggap lalai memberikan peringatan dini kepada masyarakat, terutama di bantaran Kali Ciliwung.

Gugatan tersebut diajukan oleh 243 warga Jakarta ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Banjir awal tahun 2020 menyoroti kebutuhan akan langkah mitigasi bencana yang lebih kuat, termasuk perbaikan infrastruktur, sistem peringatan dini, serta pengelolaan drainase yang lebih baik.