Diduga Kreak Semarang Ditangkap Anggota TNI, Rupanya Begini Fakta Sebenarnya!
HAIJAKARTA.ID – Diduga sejumlah pria ditangkap sebagai kreak Semarang. Hal ini menjadi gempar di sosial media.
Video yang beredar memperlihatkan para remaja tengah dipukuli anggota TNI di Kelurahan Srondol Kulon, Kota Semarang.
Video Kreak Semarang Ditangkap
Video yang diunggah @topjabar.co itu dinarasikan bahwa remaja yang dipukuli itu merupakan kreak atau remaja yang suka bergerombol membawa senjata tajam.
Bahkan dalam caption tertuli, “Viral!!!!!! Diduga Akan Melakukan Penyerangan. Beberapa kreak ketangkap petugas dan masyarakat. (06/10/24) dini hari.
Dalam video terlihat ada empat remaja yang dihajar beberapa warga dan salah seorang berseragam tentara.
Video tersebut menarasikan remaja yang terlibat merupakan gangster atau kreak. Diperlihatkan prajurit TNI yang turut serta dalam penangkapan.
Dalam rekaman tersebut, salah satu prajurit TNI terlihat beberapa kali melakukan tamparan dan sikutan kepada para pelaku.
Fakta Sebenarnya
Namun rupanya pihak polisi membantah narasi yang mengatakan kalau remaja tersebut adalah kreak atau anggota gangster.
Kapolsek Banyumanik Kompol Ali Santoso membenarkan kejadian tersebut terjadi di Srondol Kulon, RT 3 RW 3, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Namun, ia membantah remaja yang terlibat merupakan gangster. Ia mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (6/10) sekitar pukul 19.00 WI.
“Saya luruskan itu bukan kreak, tapi masalah pribadi dan salah paham, tolong diluruskan ya. Masih kita dalami,” kata Ali, Senin (7/10/2024) dikutip dari detikJateng.
“Yang terlibat tukang batu. Sudah diamankan Polsek,” ungkap Ali.
Dijelaskan bahwa ada lima orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut hingga menimbulkan kegaduhan di salah satu kamar kos di wilayah tersebut.
“Selanjutnya warga menelepon Bhabinkamtibmas, memberitahukan kejadian tersebut ke Polsek Banyumanik,” jelasnya.
Ali menegaskan bahwa kejadian tersebut bukanlah aksi kekerasan yang dilakukan gangster atau kreak.
Dengan klarifikasi ini, diharapkan masyarakat dapat memahami konteks kejadian yang sebenarnya dan tidak terpengaruh oleh narasi yang beredar di media sosial.