Dinkes DKI Tegaskan Belum Ada Korban Produk Latiao di Jakarta, Imbau Warga Terus Waspada
HAIJAKARTA.ID – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menarik peredaran jajanan asal China, latiao, dari pasar Indonesia.
Produk ini terbukti mengandung bakteri Bacillus cereus, yang diduga menjadi penyebab kejadian luar biasa (KLB) keracunan di sejumlah wilayah Indonesia.
Risiko Keracunan dan Pengawasan Produk
Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, menyampaikan bahwa hasil uji laboratorium menunjukkan adanya bakteri berbahaya pada produk latiao.
“Bakteri ini dapat memicu gejala keracunan seperti sakit perut, pusing, mual, dan muntah,” kata Taruna.
BPOM juga menyatakan bahwa latiao termasuk dalam kategori ‘berisiko tinggi’ sehingga masyarakat diimbau untuk tidak lagi mengonsumsinya.
Menurut Taruna, produk latiao banyak ditemukan di kantin-kantin sekolah, yang membuat pengawasan semakin mendesak.
“Awalnya dianggap risiko rendah, tapi sekarang terbukti memiliki risiko tinggi sehingga kami bertindak cepat,” tambahnya.
Belum Ada Korban Produk Latiao di Jakarta
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, memastikan belum ada laporan kasus keracunan akibat latiao di Jakarta.
“Di Jakarta belum ada temuan kasusnya sampai saat ini,” ungkap Ani saat ditemui di Jakarta Selatan, Sabtu (9/11/2024).
BPOM telah menarik sementara sekitar 73 produk latiao dari peredaran.
Produk ini akan dikembalikan ke pasaran jika terbukti aman untuk dikonsumsi.
Selain itu, BPOM meminta masyarakat melaporkan jika ada yang mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi produk ini.
Ani menegaskan bahwa meskipun izin dan pengawasan produk impor merupakan tanggung jawab BPOM, Dinkes DKI Jakarta akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih makanan yang sehat.