HAIJAKARTA.ID – Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menggunakan teknologi ramah lingkungan negative pressure (deodorizer) di fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar (RDF) Plant Rorotan, Jakarta Utara.

Teknologi ini bertujuan untuk mencegah penyebaran aroma tidak sedap dari proses pengolahan sampah.

Kepala Unit Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Agung Pujo Winarko, menjelaskan bahwa teknologi negative pressure diterapkan di bunker RDF Plant Rorotan untuk memastikan bau tidak keluar dari fasilitas yang tertutup tersebut.

“Adanya sistem negative pressure di bunker diperuntukkan agar bau tidak keluar dari plant,” ujar Agung dalam acara daring yang diadakan oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi DKI Jakarta pada hari Kamis (27/6/2024).

Truk Sampah Compactor

Selain itu, pemerintah juga menggunakan truk sampah compactor yang dilengkapi alat untuk memadatkan sampah sebelum dikirim ke fasilitas RDF.

Truk ini tertutup sehingga mampu mencegah bau sampah tersebar selama proses pengangkutan.

“Lalu untuk sampah-sampah yang dikirim ke RDF Plant Rorotan itu tertutup, tidak menggunakan dump truck yang terbuka sehingga meninggalkan bau,” kata Agung.

Teknologi Ramah Lingkungan Lainnya

RDF Plant Rorotan juga dilengkapi dengan teknologi ramah lingkungan lainnya, seperti pengumpul debu (dust collector) yang bertujuan meminimalkan debu di area pengolahan.

Selain itu, fasilitas ini juga memiliki sistem pengolahan air limbah, pencucian truk, dan kawasan terbuka hijau (buffer green zone) di sekeliling area untuk mendukung lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Agung menekankan bahwa fasilitas pengelolaan sampah di Rorotan didesain seperti pabrik yang tertutup, berbeda dengan tempat pengolahan sampah di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
“Pengelolaan sampah ini nantinya di sebuah pabrik sampah yang rapi, tertutup, baunya tidak akan mencemari lingkungan. Memang tempatnya dirancang tertutup tidak terbuka menggunung,” jelasnya.

Fasilitas RDF Plant Rorotan, yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada Mei lalu oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, diperkirakan mampu mengolah sampah sebanyak 2.500 ton per hari dan menghasilkan bahan bakar alternatif sebanyak 875 ton per hari.

Saat ini, fasilitas tersebut masih dalam tahap konstruksi yang diperkirakan selesai pada Desember 2024 dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2025.

RDF Plant Rorotan nantinya akan menjadi fasilitas pengelolaan sampah menjadi bahan bakar kedua terbesar di Jakarta setelah Bantargebang.

Agung menambahkan bahwa inovasi yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini merupakan sebuah langkah penting yang mampu menjawab tantangan Jakarta sebagai kota global dalam aspek lingkungan yang bersih, nyaman, dan berkelanjutan.

DKI Jakarta sangat berupaya untuk dapat mengelola sampah secara lebih efisien dan ramah lingkungan, menciptakan kota yang lebih sehat dan nyaman bagi warganya.