sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Program sembako murah yang digelar oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menuai kontroversi. Pasalnya, spanduk yang dipasang di sejumlah lokasi di ibu kota menampilkan foto Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Hal ini mendapat sorotan dari beberapa anggota Komisi B DPRD DKI yang menganggap pemasangan foto Heru sebagai bentuk kampanye dini menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2024. Heru sendiri dikabarkan menjadi salah satu bakal calon gubernur.

“Apakah kalau ada spanduk seperti itu, spanduk sembako murah perlu ada gambar Pj Gubernur di situ? Memang itu diperintahkan dari sono apa gimana,” tanya Mohamad Taufik Zoelkifli, Anggota Komisi B DPRD DKI, Rabu (6/3/2024).

“Kan udah abis kampanyenya. Artinya ini ya kita tahu pilkada sebentar lagi, ini kan jadinya kampanye di awal waktu. Kampanye dini,” tambahnya.

Senada, Sekretaris Komisi B DPRD DKI, Wa Ode Herlina juga mempertanyakan dasar hukum pemasangan foto Heru dalam spanduk program sembako murah.

“Yang tadi disampaikan soal foto Pak Pj Gubernur. Emang harus begitu ya? Ada perdanya? Pergubnya? Ada instruksi presidennya?” ucap Wa Ode.

Ia juga menyinggung apakah pemasangan foto Heru berkaitan dengan persiapan Pilkada DKI 2024.

“Atau memang ini dalam rangka persiapan tanggall 27 September pendaftaran calon Gubernur,” kata Wa Ode.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati membela pemasangan foto Heru. Menurutnya, tidak ada motif politik di balik program sembako murah.

“Emang kenapa gitu kan emang kenapa gitu?” ucap Suharini.

Ia menjelaskan, program sembako murah bertujuan untuk membantu masyarakat yang terdampak kenaikan harga pangan di awal tahun. Ia mengatakan, hal ini tidak ada hubungannya dengan Pemilu yang sedang berlangsung.

“Bukan seperti itu. Izin maaf kawan-kawan semuanya, saat ini sekarang ini awal tahun gitu kan itu kan terjadi fluktuasi harga yang sangat luar biasa ya kenapa gitu? Di akhir tahun itu ada yang namanya nataru natal dan tahun baru,” jelas Suharini.

“Itu saja sampai dimana kita itu sudah sangat luar biasa belum selesai nataru ada yang namanya pesta demokrasi gitu kan itu pun memang terjadi beberapa peningkatan kebutuhan,” lanjutnya.

Program sembako murah juga sempat dituding mengandung muatan politik karena menggunakan kantong berwarna biru muda yang identik dengan salah satu Pasangan Calon Presiden (Capres)-Calon Wakil Presiden (Cawapres). Namun, hal ini dibantah dengan alasan kantong yang digunakan ada berbagai warna.