sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sekitar 30-35 persen warga Jakarta alami obesitas sentral  yaitu kegemukan di bagian perut. Hal tersebut merupakan ancaman bagi kesehatan warga.

dr Dwi Oktavia, MEpid, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, mengatakan bahwa faktor-faktor yang memicu obesitas antara lain adalah beban pekerjaan yang tinggi, pola makan yang tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik.

“Jakarta merupakan kota besar yang menuntut warganya untuk bekerja keras, sehingga stres juga meningkat. Selain itu, banyak orang yang tidak memperhatikan asupan gizi dan tidak memiliki waktu atau kebiasaan untuk berolahraga secara teratur,” katanya.

Dwi menambahkan bahwa angka obesitas yang tinggi mencerminkan pola hidup yang tidak seimbang dari masyarakat Jakarta.

Hal ini diperkuat oleh temuan Dinkes DKI Jakarta yang menyebutkan bahwa sekitar 12-15 persen warga Jakarta kurang mengonsumsi sayur dan buah, serta kurang tidur.

“Kondisi ini tentu saja meningkatkan risiko penyakit tidak menular, seperti diabetes, jantung, dan stroke. Oleh karena itu, kami harus berupaya untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat,” ucapnya.

Langkah Pemerintah Tangani Masalah Warga Jakarta Alami Obesitas Sentral

Dwi mengaku bahwa pemerintah sudah melakukan berbagai langkah untuk mengatasi masalah obesitas.

Salah satunya adalah dengan memberikan sosialisasi dan penandaan kepada pelaku usaha makanan siap saji, agar mereka memperhatikan standar keamanan, kualitas, dan pengolahan pangan.

Tujuannya adalah agar masyarakat mendapatkan makanan yang aman dan bergizi.

Selain itu, Dwi juga menyebutkan bahwa pemerintah sudah berusaha untuk menyediakan fasilitas olahraga yang mudah diakses oleh masyarakat.

“Kami sudah memperbaiki fasilitas pejalan kaki, serta menyediakan tempat-tempat olahraga yang banyak dan terjangkau,” tuturnya.