sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Dalam untuk mewujudkan Jakarta menuju kota global yang kompetitif, Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menegaskan pentingnya kelanjutan pembangunan infrastruktur.

Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri peluncuran buku pertama dari seri delapan buku berjudul “Jakarta’s Path to Top 20 Global City, Book 1: Jakarta’s Profile for Global Competitiveness” di Jakarta Pusat, Selasa (10/10).

Heru menyatakan bahwa Jakarta saat ini berada di posisi ke-74 di tingkat global dan memiliki visi untuk terus naik peringkat.

Ia berkomitmen agar ibu kota bisa mencapai posisi 50-40 besar dunia dan pada akhirnya menembus posisi 20 besar.

“DKI tahun lalu menempati posisi 74, visi saya adalah terus meningkat menjadi bisa 50-40 dan menjadi 20. Fokus kita antara lain pada transportasi, UMKM, IT, AI, dan konsep perbankan yang harus didukung oleh semua pihak,” ungkap Heru.

Fokus Pembangunan Menuju Kota Global

Sejak menjabat sebagai Penjabat Gubernur, Heru Budi Hartono telah menetapkan arah pembangunan Jakarta dengan fokus pada transportasi, teknologi informasi, artificial intelligence (AI), serta pengembangan sektor UMKM dan perbankan.

Menurutnya, semua bidang ini akan mendukung transformasi Jakarta menjadi kota global yang berdaya saing tinggi.

Heru menjelaskan bahwa peluncuran buku ini bisa dijadikan panduan bagi para kepala dinas dalam merumuskan kebijakan dan strategi pembangunan Jakarta.

Buku tersebut berisi rencana pembangunan yang telah diintegrasikan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).

“Buku ini menjadi kisi-kisi untuk para kepala dinas membangun Jakarta ke depan. Konsepnya sudah ada di dalam RPJPD, sehingga bisa menjadi acuan pembangunan Jakarta,” jelas Heru.

Panduan Pembangunan untuk Hadapi Tantangan

Heru juga menegaskan bahwa meskipun Jakarta mungkin akan menghadapi tantangan atau hal-hal tak terduga di masa depan, konsep-konsep yang tertuang dalam buku ini tetap relevan dan dapat dijalankan.

Namun, ia mengakui bahwa jika ada kendala, waktu pelaksanaan pembangunan mungkin perlu disesuaikan.

“Jika menghadapi kendala, pola-pola yang ada di buku ini tetap bisa dijalankan. Mungkin yang tadinya 20 tahun jadi mundur, tapi tetap menjadi referensi untuk pembangunan Jakarta,” tambah Heru.

Dengan peluncuran buku ini, diharapkan Jakarta bisa terus melangkah menuju visi kota global yang lebih kompetitif di masa depan.