Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober 2024 mencapai angka 121,1, turun 2,4 poin dari bulan sebelumnya. Meski masih berada di zona optimis, angka ini merupakan level terendah dalam dua tahun terakhir.

Penurunan ini mendorong beberapa ekonom untuk mendesak Presiden Prabowo Subianto membatalkan rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%, yang dinilai dapat semakin melemahkan daya beli masyarakat.

Alasan Ekonom Desak Pembatalan Kenaikan PPN 12 Persen

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), M. Faisal, menilai bahwa pelemahan ini menjadi anomali di tengah kondisi ekonomi yang normal.

Menurut Faisal, penurunan ini menandakan adanya perlambatan konsumsi yang perlu diperhatikan, terutama jika pemerintah tetap berencana menaikkan PPN.

Guru Besar FEB UI, Telisa Aulia Falianty, menyoroti tren deflasi selama lima bulan berturut-turut sebagai indikasi bahwa daya beli masyarakat tengah melemah. Ia memperingatkan bahwa rencana kenaikan PPN dapat berdampak besar pada konsumsi rumah tangga.

“Masih ada waktu untuk meninjau kenaikan PPN di tahun depan,” tegas Telisa.

Dampak Kenaikan PPN pada Daya Beli Konsumen

Ekonom senior dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menyatakan bahwa penurunan IKK juga menggambarkan ketidakpastian pendapatan yang dirasakan masyarakat, terutama dengan meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kenaikan biaya hidup.

Menurutnya, hal ini menambah ketidakamanan ekonomi yang dirasakan masyarakat.

“Yang ditakutkan PHK makin marak terjadi. Kenaikan PPN sangat berdampak kepada masyarakat, bisa menurunkan bahkan menjadikan lemah daya belinya,” katanya.