Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Fakta ibu di Bandung tewas gantung diri dan meracuni dua anaknya.

Belakangan ini, publik dihebohkan dengan seorang ibu berinisial EN (43) ditemukan tewas tergantung usai diduga meracuni dua anaknya yang masih berusia 9 tahun dan 11 bulan.

EN meninggalkan surat wasiat ditemukan di dinding kontrakan tempat tinggalnya sebelum tewas gantung diri.

“Diduga bunuh diri, ditemukan juga surat wasiat,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan.

Surat wasiat berupa secarik kertas itu berisi tulisan pilu korban yang menggambarkan jeritannya dalam menghadapi masalah hidup.

Fakta-Fakta Ibu di Bandung Tewas Gantung Diri

Adapun fakta-fakta ibu di Bandung diduga tewas karena gantung diri dan meracuni dua anaknya sebagai berikut.

1. Meracuni Anak Sebelum Gantung Diri

Kombes Hendra Rochmawan menjelaskan sang ibu diduga telah meracuni kedua anaknya sebelum gantung diri.

Hendra menuturkan korban ditemukan di tiang pintu kamar, sementara dua anaknya ditemukan tergeletak di dalam rumah mereka.

2. Dipicu Masalah Ekonomi

Polisi menduga kematian EN dan dua anaknya dipicu himpitan ekonomi.

Hal ini sesuai dengan pernyataan tetangga bahwa EN sering didatangi orang asing.

“Orang asing sering ke sini, tanya ke sana. Nggak tahu mau apa, nanyain suaminya korban,” kata tetangga EN.

“Jadi tiba-tiba nanya ke sini saja, itu orang asing, banyak lah beberapa kali ada,” sambungnya.

3. Tinggalkan Surat Wasiat

Pihak kepolisian juga menemukan secarik kertas berisi surat wasiat yang diduga kuat ditulis tangan oleh korban.

Surat wasiat tersebut bertuliskan curahan hati korban dalam bahasa Sunda yang mengaku lelah dengan perbuatan suaminya serta urusan utang piutang yang tidak kunjung selesai

Versi Sunda

“Mamah, bapa, ema, bapa, teteh, aa sadayana hampura abi, hampura abi ngakakukeun kieu.

abi tos cape lahir batin, abi tos teu kuat ngajalani hirup kieu, abi cape hirup ngagugulung hutang nu euweuh beresna, kalah beuki nambahan beuki dieu teh. Bari abi te apal hutang ka saha wae, sabaraha atawa urut naon.

Abi cape boga salaki gede bohong wae teh, euweuh sadarna. Abi cape dinyerihatekeun wae teh, puguh ning ku batur geus dikucilkeun, pada ngomong keun, pada mikangewa bari jeung teu ramasa salah.

Boga salaki kalah hayoh we gede bohong jeung gede hutang, CAPEEEEEEEEEEEEE sugan abi jeung budak geus maot mah aya sadarna, mun henteu sadar ge keun bae nu penting teu nyangsarakeun ka budak abi.

Era karunya ngahesekeun wae lanceuk + kolot teh, abi geus eweuh mah moal ngahesekeun wae.

Hampura abi teu bisa mulang tarima ka kolot jeung lanceuk² .

Aa Alif, Dede Arlan, hampura mamahnya. Jalana kudu kieu, bakat ku nyaah mamah teh, daripada ditinggalkeun ku mamah, karunya ka ema.

Mamah leuwih rido ka naraka daripada ninggal Aa + dede sangsara. da Aa + dede mah can gaduh dosa. keun we mamah nu nanggung dosana ka naraka, teu rido hirup dibawa susah wae ku mamah teh.

Hampura mamah teu tiasa nyumponan Sagala kabutuhan Aa + dede, hampura mamah teu tiasa ngabahagiakeun Aa + dede

Hampura aa teu jadi tari nya. hampura Mamah.

Aa + dede mah Insha Alloh ka surga…”

Versi Bahasa Indonesia

“Mama, bapak, ema, bapa, teteh, dan aa, maafkan saya. Maafkan saya melakukan hal ini.

Saya sudah lelah lahir batin, saya sudah tidak kuat menjalani hidup seperti ini. Saya lelah hidup terus-terusan terlilit utang yang tidak ada habisnya, malah semakin hari semakin bertambah. Padahal, saya tidak tahu utang kepada siapa saja, berapa jumlahnya, atau utang dari mana…

Saya lelah punya suami yang selalu bohong, tidak ada kesadarannya sama sekali. Saya lelah terus-menerus disakiti hatinya, sudah jelas-jelas dikucilkan orang lain, diomongin, dibenci, padahal tidak merasa berbuat salah.

Punya suami malah terus-terusan berbohong dan berutang. SAYA SANGAT LELAH. Saya harap, jika saya dan anak-anak sudah meninggal, dia akan sadar. Jika tidak sadar pun tidak apa-apa, yang penting tidak menyengsarakan anak-anak saya.

Saya malu dan kasihan selalu menyusahkan kakak-kakak dan orang tua. Jika saya sudah tidak ada, saya tidak akan menyusahkan lagi.

Maafkan saya tidak bisa membalas budi kepada orang tua dan kakak-kakak.

Kepada: Aa Alif dan Dede Arlan

Aa Alif, Dede Arlan, maafkan mamah. Jalannya harus seperti ini, karena mamah sangat sayang. Daripada ditinggalkan oleh mamah, kasihan pada nenek…

Mamah lebih rela ke neraka daripada melihat Aa dan dede sengsara. Sebab, Aa dan dede belum punya dosa. Biar mamah saja yang menanggung dosanya ke neraka. Mamah tidak rela hidup terus-terusan susah.

Maafkan mamah tidak bisa memenuhi segala kebutuhan Aa dan dede. Maafkan mamah tidak bisa membahagiakan Aa dan dede.

Maafkan mamah, Aa tidak jadi menari ya. Maafkan mamah.

Aa dan dede, insya Allah kalian akan masuk surga.”

4. Suami Korban Diperiksa

Penyidik Satreskrim Polresta Bandung melakukan penyelidikan untuk mencari tahu motif kematian EN dan dua anaknya.

Sebanyak lima orang saksi sudah diperiksa, salah satunya suami EN.

“Kami dari Polresta Bandung telah melakukan pemeriksaan kelima saksi, yang terdiri dari suami korban, ayah korban, tetangga-tetangga korban, termasuk rekan dari korban meninggal dunia. Tujuannya agar kami bisa mendalami motif selanjutnya,” kata kasat Reskrim Polresta Bandung Kompol Luthfi Olot Gigantara.