sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID –  Gerakan ayah mengambil raport diresmikan pemerintah, hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji.

Gerakan ayah mengambil raport ini diadakan karena dilatarbelakangi tingginya angka fatherless di Indonesia

“Faktor ekonomi, seperti ayah tidak bekerja, serta disfungsi relasi keluarga seperti perceraian menjadi penyumbang utama tingginya angka fatherless di Indonesia,” ujar Wihaji pada, Rabu (17/12/2025).

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meresmikan program Gerakan Ayah mengambil Rapor ke Sekolah (GEMAR).

Gerekan tersebut diresmikan melalui Surat Edaran Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Nomor 14 Tahun 2025.

Program Gemar merupakan bentuk inisiatif Kemendukbangga/BKKBN untuk meingkatkan keterlibatan seorang ayah dalam pendidikan dan pengasuhan pada anak.

Gerakan ayah mengambil raport ini digelar serentak diberbagai daerah pada Desember 2025 serentak jadwal pembagian raport di masing-masing sekolah.

Wihaji menjelaskan, jika program ini dilakukan guna mengingatkan peran ayah agar memberikan perhatian lebih kepada anak-anaknya terutama dalam pendidikan.

“Kami membuat kebijakan ini untuk mengingatkan para ayah atau figur ayah agar hadir dan memberikan perhatian lebih kepada anak-anaknya,” jelas Wihaji.

Ia juga mengatkan jika, kondisi fatherless berbahaya bagi tumbuh kembang anak karena dapat memicu berbagai persoalan, mulai dari masalah akademik, perilaku agresif, hingga keterlibatan dalam perilaku yang beresiko.

Wihaji juga menegaskan terkait penggunaan handphone apabila tidak diawasi secara ketat terkait dampaknya, dalam hal tersebut pihaknya tidak menolak teknologi, penegasaan tersebut dirujukan agar handphone tersebut tidak menggantikan peran orang tua.

“Kalau tidak hati-hati, keluarga baru itu bisa mengganggu masa depan anak Indonesia. Siapa keluarga baru itu? Handphone,” tegasnya.

Kehadiran ayah sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang anak, dan sebagai dukungan emosional maupun motivasi seorang anak, peran ayah juga dapat mendukung prestasi seorang anak.

“Dengan hadir, ayah bisa memahami hasil belajar anak. Anak juga merasa diperhatikan dan didukung. Sehingga motivasi dan prestasinya bisa meningkat,” pungkasnya.

Adapun pokok-pokok isi Surat Edaran GEMAR tersebut meliputi

Isi Surat Edar GEMAR

  • Seluruh ayah yang memiliki anak usia sekolah diimbau mengambil rapor anak ke sekolah pada waktu penerimaan rapor akhir semester.
    Anak usia sekolah yang dimaksud mencakup pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
  • Pelaksanaan GEMAR dimulai pada Desember 2025, menyesuaikan jadwal sekolah masing-masing.
  • Ayah yang mengikuti gerakan ini diberikan dispensasi keterlambatan sesuai ketentuan instansi atau kantor tempat bekerja.
  • Sebagai bentuk apresiasi, Kemendukbangga/BKKBN melalui program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) memberikan penghargaan kepada 10 ayah terpilih yang mengunggah foto atau video ke Instagram dengan tagar #GATI dan #SekolahBersamaAyah, serta menandai akun resmi Kemendukbangga/BKKBN.
  • Melalui GEMAR, pemerintah berharap keterlibatan ayah dalam pendidikan anak tidak lagi dipandang sebagai peran tambahan, melainkan bagian penting dari pengasuhan yang setara antara ayah dan ibu, sekaligus upaya jangka panjang membangun generasi yang lebih sehat secara emosional dan sosial.

Manfaat Program GEMAR

Selain mengurangi tingkat fatherless di Indonesia, gerakan ini juga bermanfaat dalam tumbuh kembang seorang anak.

Pemerintah menegaskan, Gerakan Ayah Mengambil Raport bertujuan memperkuat komunikasi antara orang tua dan pihak sekolah.

Dengan hadirnya ayah, diharapkan terjadi dialog langsung dengan guru mengenai capaian belajar, perilaku anak di sekolah, serta tantangan yang dihadapi selama proses pembelajaran.

Gerakan tersebut juga diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran bahwa keterlibatan ayah memiliki dampak positif terhadap motivasi belajar anak, kepercayaan diri, serta hubungan emosional dalam keluarga.

Dengan adanya Gerakan Ayah Mengambil Raport, pemerintah berharap pola pengasuhan dan pendampingan pendidikan anak di Indonesia dapat semakin kolaboratif, inklusif, dan berorientasi pada kepentingan terbaik anak.