Gudang Bulog Sibolga Dijarah Saat Bencana: Warga Darurat Pangan, Akses Logistik Terputus
HAIJAKARTA.ID – Perum Bulog membenarkan adanya penjarahan di Gudang Bulog Sibolga.
Warga berada dalam kondisi darurat pangan karena jalur logistik terputus akibat bencana.
“Kami membenarkan bahwa kejadian tersebut terjadi akibat dampak langsung dari bencana yang memutus akses logistik dan menempatkan masyarakat dalam kondisi darurat pangan,” ujar Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Andi Afdal, dalam keterangannya, Minggu (30/11/2025), dikutip dari Detik.
Ia mendorong semua pihak untuk bekerja sama dalam membantu pemulihan dan mempertahankan ketertiban di lingkungan yang terkena dampak.
“Semoga situasi ini menjadi pelajaran dan penguatan sistem mitigasi ke depan, agar penanganan bencana dan distribusi bantuan dapat lebih cepat dan tepat sasaran,” tambahnya.
Gudang Bulog Sibolga Dijarah Saat Bencana
Untuk memastikan distribusi bantuan dapat segera pulih dan kondisi kembali aman, Budi Cahyanto, pemimpin Wilayah Bulog Sumatera Utara, menyatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, TNI, Polri, dan pihak terkait lainnya.
“Kami memahami bahwa masyarakat sedang berada dalam situasi darurat akibat bencana banjir yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan terputusnya akses pangan,” ujar Budi.
Saat ini, jumlah beras dan minyak goreng yang diambil dari massa masih dicatat oleh Bulog Sumut dan Kantor Cabang Sibolga.
Selain itu, gangguan sinyal di wilayah bencana menyebabkan proses komunikasi dengan tim lapangan terganggu.
“Perhitungan jumlah beras dan minyak goreng yang diambil dari Gudang Sarudik masih dalam proses pendataan. Kami meminta dukungan semua pihak agar penanganan pasca kejadian ini dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran demi kepentingan masyarakat yang terdampak,” jelasnya.
Bulog menegaskan komitmennya untuk memastikan ketersediaan pangan dalam situasi darurat dan memastikan bahwa kebutuhan masyarakat adalah hal yang paling penting bagi mereka.
Seperti diketahui, banjir besar melanda Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) pada 24–25 November 2025.
Selain menelan korban jiwa, banjir dan longsor memutus akses jalan hingga logistik tidak bisa masuk selama tiga hari.
Kondisi ini membuat warga kesulitan mendapatkan pangan dan memicu kedaruratan.
Bulog sebelumnya telah berkoordinasi dengan Polres Sibolga dan Kodim Tapanuli Tengah guna menjaga keamanan gudang.
Personel Polsek dan Koramil sudah ditempatkan di sekitar Gudang Sarudik, tetapi fokus aparat pada saat itu memprioritaskan untuk evakuasi dan penanganan pascabencana.
Pinca Bulog Sibolga meminta Kodim dan Polresta Sibolga untuk memberikan tenaga kerja tambahan karena kondisi semakin membahayakan.
Agar bantuan personel dapat dikirim dengan cepat, Kantor Wilayah Bulog Sumut bekerja sama dengan Kodam dan Polda Sumut.
Namun, massa tiba-tiba berkumpul di depan Gudang Bulog Sarudik Sibolga sebelum bantuan datang.
Mereka memaksa masuk dengan merobohkan pagar, merusak gembok, dan mengambil beras serta minyak goreng yang ada di dalam gudang.
Aparat telah mencoba melakukan penghalauan, namun situasi tidak terkendali karena warga terdesak kebutuhan pangan.

