Guru Ejek Siswa Disabilitas Minta Maaf Usai Video Viral di Media Sosial
HAIJAKARTA.ID – Kasus guru ejek siswa disabilitas minta maaf menjadi perhatian publik setelah video yang memperlihatkan aksi tersebut viral di media sosial dan memicu kecaman luas dari masyarakat serta warganet.
Kasus guru ejek siswa disabilitas minta maaf mencuat setelah seorang guru di Kabupaten Morowali Utara terekam menirukan cara berbicara seorang siswa penyandang tuna wicara sambil tertawa saat melakukan siaran langsung di media sosial.
Menanggapi viralnya video tersebut, guru yang bersangkutan menyampaikan permintaan maaf kepada publik.
Dalam pernyataannya dalam sebuah video, ia mengakui perbuatannya dilakukan dalam kondisi khilaf, permintaan maaf juga ia peruntukan kepada pihak sekolah.
“Assalamu’alaikum wr. wb, selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua. Saya Nicholas menyampaikan permohonan maaf saya kepada Sekolah SMK Negeri 1 Rembang, kepada kepala sekolah bapak ibu guru pengajar, siswa-siswi Rembang atas perlakuan saya, saat saya live pada tanggal 17/12/2025 yang mengakibatkan seluruh keluarga besar SMK Negeri 1 Rembang terkena imbas dari semua perbuatan saya yang tidak terpuji,” ucap Nicholas.
Nicholas mengakui perbuatannya telah menimbulkan dampak luas dan menyampaikan permohonan maaf secara khusus kepada korban dalam video tersebut.
“Dan khusus kepada anak Cahyo, bapak memohon maaf yang setulus-tulusnya atas kejadian, atas ke khilafan bapak melakukan hal tersebut,” imbuhnya.
Ia pun menutup pernyataannya dengan harapan agar peristiwa tersebut menjadi pelajaran dan memohon agar diberikan maaf oleh semua pihak yang terdampak.
“Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan selalu melindungi kita semua, sekali lagi mohon saya dimaafkan demikian wassalamualaikum wr.wb,” ungkap Nicholas.
Sebelumnya, video yang menampilkan aksi guru tersebut menirukan cara berbicara remaja tuna wicara bernama Cahyo beredar luas di media sosial.
Aksi itu dilakukan saat siaran langsung dan langsung menuai kecaman karena dinilai tidak etis serta mencederai nilai empati terhadap penyandang disabilitas.
Hingga kini, kasus tersebut masih menjadi perhatian publik dan memicu dorongan agar pihak terkait mengambil langkah tegas guna mencegah kejadian serupa terulang.
