Guru Gebrak Meja di MAN 1 Lamongan Saat Jelaskan SNBP, Kemenag Tegaskan Pasti Ada Sanksi
HAIJAKARTA. ID – Sebuah video yang menunjukkan seorang guru gebrak meja di MAN 1 Lamongan saat jelaskan SNBP kepada siswa menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Dalam video berdurasi 25 detik tersebut, terlihat seorang guru perempuan berbicara dengan nada tinggi sambil menggebrak meja di dalam ruangan kelas.
Beberapa siswa terdengar menangis di latar belakang.
Kemenag Lamongan: Akan Ada Sanksi
Menanggapi peristiwa ini, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lamongan, HM Muhlisin Mufa, menyayangkan kejadian tersebut. Ia menegaskan bahwa guru yang bersangkutan akan diberikan sanksi, meskipun bentuk sanksinya masih dalam tahap pendalaman.
“Tentu saja akan ada sanksi untuk yang bersangkutan, saat ini masih kami dalami,” ujar Muhlisin, Kamis (6/2/2025).
Selain itu, pihak Kemenag Lamongan juga telah meminta klarifikasi dari pihak sekolah. Mereka telah bertemu dengan kepala MAN 1 Lamongan dan mendapatkan informasi terkait kronologi kejadian.
“Kami sangat menyayangkan insiden ini terjadi. Harapan kami, ini adalah kejadian terakhir dan tidak terulang lagi di kemudian hari,” tambahnya.
Pihak Sekolah Bertemu Wali Murid
Menurut keterangan Muhlisin, pihak sekolah telah menggelar pertemuan dengan wali murid dan 22 siswa yang terdampak untuk menjelaskan situasi yang terjadi.
“Sekolah telah memberikan penjelasan kepada wali murid pada Senin (3/2/2025). Seluruh siswa yang terkena dampak juga telah menerima penjelasan secara menyeluruh,” jelasnya.
Pihak sekolah berkomitmen untuk terus mendampingi para siswa hingga mereka bisa mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Muhlisin berharap peristiwa ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi semua pihak agar kejadian serupa tidak terulang.
Kronologi Kejadian Guru Gebrak Meja di MAN 1 Lamongan
Berdasarkan informasi yang dihimpun, video viral tersebut diambil pada 31 Januari 2025 saat sejumlah siswa mempertanyakan mengapa data mereka tidak masuk dalam sistem pendaftaran SNBP. Insiden ini kemudian berlanjut dengan kedatangan para orang tua siswa ke sekolah pada Senin (3/2/2025) untuk meminta penjelasan terkait nasib anak-anak mereka.
Diketahui, ada total 22 siswa MAN 1 Lamongan yang tidak dapat mendaftar SNBP karena data mereka tidak masuk dalam sistem. Pihak sekolah pun telah berjanji akan mencari solusi agar para siswa tetap bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.