Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Beredarnya video yang memperlihatkan guru SMPN 2 Jalancagak tampar murid gegara bolos dan lompat pagar.

Insiden yang terjadi di Kabupaten Subang ini memicu kemarahan orangtua siswa dan menjadi sorotan publik.

Video Guru SMPN 2 Jalancagak Tampar Murid Gegara Bolos dan Lompat Pagar

Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Instagram @mangdans_, milik Deni Rukmana (38), yang merupakan ayah dari siswa berinisial ZR (16).

Dalam unggahan itu, Deni terlihat memprotes tindakan seorang guru mata pelajaran IPS berinisial RS (Rana Setia Putra) yang diduga menampar anaknya usai upacara bendera pada Senin (3/11/2025).

 Kronologi Guru SMPN 2 Jalancagak Tampar Murid

Menanggapi video viral tersebut, pihak sekolah akhirnya buka suara.

Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana, Yaumi Basuki, membenarkan adanya insiden yang melibatkan guru SMPN 2 Jalancagak tampar murid gegara bolos dan lompat pagar.

Menurutnya, kejadian itu bermula dari upaya pendisiplinan terhadap delapan siswa yang kedapatan meloncati pagar sekolah tanpa izin.

“Ini sebenarnya hanya salah paham antara pihak sekolah dan orangtua. Kami bermaksud menegakkan disiplin, namun tetap tidak membenarkan adanya tindakan fisik,” ujar Yaumi pada Rabu (5/11/2025).

Ia menambahkan, pagar sekolah tersebut baru dibangun dua minggu sebelumnya dan sudah pernah rusak akibat ulah siswa serta cuaca buruk.

Karena itu, pihak sekolah khawatir pagar kembali roboh jika terus diloncati oleh murid.

Guru, Orangtua, dan Siswa Sudah Berdamai

Setelah insiden guru SMPN 2 Jalancagak tampar murid gegara bolos dan lompat pagar, pihak sekolah segera memediasi antara guru, siswa, dan orangtua.

Pertemuan dilakukan pada Selasa (4/11/2025) dan menghasilkan kesepakatan damai.

“Guru dan orangtua sudah saling memahami situasi. Kami tidak bisa membatasi orangtua jika tetap ingin mengunggah video ke media sosial, karena itu hak pribadi,” tutur Yaumi.

Meski demikian, Deni tetap mengunggah video sebagai bentuk protes terhadap tindakan kekerasan di sekolah.

Video itu pun viral dan memicu perdebatan mengenai batasan tindakan disiplin oleh guru.

Dedi Mulyadi Turun Tangan

Kasus guru SMPN 2 Jalancagak tampar murid gegara bolos dan lompat pagar turut mendapat perhatian Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Ia bahkan turun langsung menemui guru dan kepala sekolah untuk memastikan duduk perkaranya.

Hal itu tampak dalam video yang diunggah melalui akun Instagram @dedimulyadi71 pada Rabu (5/11/2025).

Dalam video tersebut, Dedi memperlihatkan momen saat dirinya menanyakan langsung kepada sang guru.

“Bapak memang menampar anak itu ya?” tanya Dedi.

Sang guru, Rana Setia Putra, pun mengakui perbuatannya.

Ia menjelaskan bahwa siswa tersebut sudah beberapa kali melakukan pelanggaran seperti merokok, berkelahi, mengganggu kelas lain, dan melompati pagar sekolah.

“Iya, saya menampar. Tapi anak itu sudah sering berbuat nakal, Pak,” ungkap Rana.

Mendengar hal itu, Dedi Mulyadi mengatakan akan bertemu dengan orangtua siswa untuk mencari solusi damai.

Ia menegaskan bahwa baik guru maupun orangtua harus saling menghargai dalam mendidik anak.

“Tugas guru adalah mendidik siswanya, dan tugas orangtua mendidik anaknya. Kalau sudah dititipkan ke sekolah, percayakan pada guru. Tapi guru juga harus tahu, tidak semua bisa diselesaikan dengan kekerasan,” ujar Dedi.

Ia menambahkan bahwa guru terkadang perlu bersikap tegas, namun juga harus tetap lembut dalam membimbing.

“Yang penting semangat, jangan takut. Teruslah mengajar dengan baik dan bijak,” tutupnya.

Yaumi menegaskan bahwa sekolah akan mengevaluasi metode pembinaan agar tidak terjadi lagi kekerasan fisik dalam proses pendisiplinan siswa.

“Kami akan mencari cara lain untuk menegakkan aturan tanpa menyentuh murid secara fisik. Ini menjadi bahan evaluasi untuk semua guru,” tambahnya.

Selain itu, ia menyebut bahwa siswa ZR memang sudah beberapa kali mendapat teguran karena sering bolos dan melanggar aturan sekolah.

Namun, pihak sekolah berkomitmen untuk tetap membina siswa secara edukatif.