Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Sebanyak 21 kasus wabah campak di Jakarta ditemukan di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.

Jumlah tersebut menjadi yang paling tinggi dibandingkan wilayah lain di Jakarta Barat.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari, mengungkapkan bahwa saat ini terjadi peningkatan signifikan kasus campak di wilayah tersebut.

Ia menegaskan, kondisi itu menjadi perhatian utama pihaknya.

“Memang ada peningkatan kasus campak, khususnya di Kapuk, Cengkareng. Dari semua wilayah di Jakarta Barat, Kapuk menjadi sorotan utama kami,” ujarnya saat ditemui di GOR Kebon Jeruk, Kamis (28/8/2025).

Wabah Campak di Jakarta Melonjak Naik

Meski jumlah kasus meningkat, Erizon memastikan situasi ini belum ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Namun, ia menekankan jika jumlahnya terus bertambah, langkah cepat akan segera diambil sesuai arahan Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto.

“Kalau melihat kondisi saat ini, arahnya memang bisa menuju KLB. Dalam waktu dekat, saya akan meminta instruksi dari wali kota. Jika kasusnya signifikan, tentu pak wali akan mengeluarkan arahan resmi,” tuturnya.

Selain penanganan medis, Sudinkes Jakbar juga menggencarkan sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat.

Erizon menilai, upaya ini harus melibatkan media dan komunitas agar pesan pencegahan wabah campak di Jakarta bisa tersampaikan dengan luas.

“Kami tidak bisa hanya menyampaikan informasi di ruangan tertutup. Sosialisasi harus lebih masif, melibatkan media dan komunitas supaya pencegahan benar-benar dipahami masyarakat,” jelasnya.

Kelompok Rentan Balita hingga Usia 12 Tahun

Anak usia balita hingga 12 tahun disebut paling rentan terdampak penyakit ini.

Erizon meminta orangtua segera membawa anak ke fasilitas kesehatan apabila ditemukan gejala campak.

“Kami mengingatkan masyarakat, jika ada anggota keluarga yang menunjukkan tanda campak, segera bawa ke Puskesmas. Supaya anak bisa cepat ditangani,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan Direktur Imunisasi Kementerian Kesehatan, Prima Yosephine.

Ia meminta orangtua tidak menunda pemeriksaan jika anak menunjukkan gejala demam disertai bercak merah di kulit.

“Kalau anak atau keluarga mengalami demam dengan bercak merah, batuk, pilek, dan mata merah, segera bawa ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat. Jangan dibiarkan di rumah,” tegas Prima.

Menurutnya, langkah tersebut sangat penting agar penyebaran wabah campak di Jakarta tidak meluas.

Pasalnya, tingkat penularan campak bahkan disebut lebih cepat daripada Covid-19.

Ciri-ciri Penyakit Campak

Adapun ciri-ciri gejala penyakit campak yang harus diwaspadai adalah:

  • Demam tinggi (biasanya muncul lebih dulu, bisa berlangsung 4–7 hari).
  • Batuk, pilek, dan mata merah (konjungtivitis).
  • Bercak putih kecil di dalam mulut (disebut bercak Koplik, tanda khas campak).

Gejala Lanjutan

  • Ruam kulit berupa bercak merah yang muncul 3–5 hari setelah demam, biasanya bermula di wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh.
  • Tubuh terasa lemas dan tidak bertenaga.
  • Sakit tenggorokan dan terkadang suara serak.
  • Nafsu makan menurun.

Gejala Lain

  • Mata sensitif terhadap cahaya (fotofobia).
  • Ruam menyatu menjadi bercak merah luas jika kondisi makin parah.
  • Pada anak dengan imunitas lemah, campak dapat menimbulkan komplikasi seperti pneumonia, diare berat, infeksi telinga, hingga radang otak (ensefalitis).