IHSG Anjlok 7,83% Hingga Akhir Februari 2025 Diramal Jebol ke Level 5.600, Ini Penyebabnya
HAIJAKARTA.ID – IHSG Anjlok dan kembali mendapat tekanan yang berat dengan mencatatkan keturunan 3,31 persen ke level 6,270 pada Jumat 28 Februari 2025.
Tekanan IHSG ini dapat memperpanjang tren pelemahan yang telah berlangsung selama dua pekan terakhir.
Data perdagangan saham BEI selama periode 24-28 Februari 2025. tercatat turun 7,83 persen, ditutup berada di 6.270 pada perdagangan Jumat (28/2/2025) dengan membukukan nilai kapitalisasi pasar Rp10.880 triliun.
Penyebab IHSG Anjlok
Analis menilai sentimen negatif semakin menguat setelah MSCI menurunkan peringkat Indonesia dari Equalweight menjadi Underweight.
Hal ini berdampak pada derasnya arus modal asing keluar dari pasar saham domestik. Rebalancing MSCI Indonesia yang mencapai Rp 1,9 triliun atau sekitar USD 120 juta memicu aksi jual besar-besaran dan meningkatkan kekhawatiran investor.
Minimnya stimulus dari regulator fiskal dan moneter turut memperburuk sentimen pasar. Terutama adanya indikator Fear & Greed Index di AS menunjukkan angka 18/100 (Extreme Fear), menandakan pesimisme pasar yang tinggi.
Di sisi lain, rupiah terus melemah dan mendekati Rp 16.550 per USD, semakin menambah tekanan terhadap IHSG.
Beberapa analis bahkan memperkirakan skenario terburuk di mana IHSG bisa terkoreksi hingga ke level 5.800 jika aksi jual asing semakin deras.
IHSG Diramal Jebol ke Level 5.600
Di sisi lain, peresmian DANANTARA memberikan pengaruh terhadap pergerakan IHSG. Sebab, peresmiannya yang belum memiliki berpengaruh terhadap perilaku investor saham jangka pendek.
Penurunan nilai market cap tersebut seiring dengan memerahnya pergerakan IHSG. Tercatat, IHSG menurun 7,83 persen menuju level 6.270,597 dari level 6.803,001 pada pekan lalu.
BEI Terus Berupaya
Pada periode 24-28 Februari 2025, BEI melakukan beragam upaya untuk menunjang perkembangan dunia pasar modal.
BEI Ungkap Penyebab IHSG Anjlok Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan penyebab penurunan yang terjadi terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam sepekan terakhir.
Menurut Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman penyebab penurunan IHSG adalah global, domestik, dan korporasi.
Selain ancaman perang dagang, hal lain yang menjadi penyebab penurunan IHSG menurutnya adalah kebijakan Bank Sentral AS, Federal Reserve yang menahan suku bunga acuannya.