sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Polisi menemukan senjata mainan bertuliskan simbol dan slogan ekstremis di lokasi ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025) siang.

Meski bukan senjata sungguhan, benda itu menarik perhatian karena terdapat sejumlah tulisan yang mencantumkan nama-nama pelaku teror dunia serta frasa misterius “For Agartha”.

Makna Arti Agartha dan Brenton Tarrant

Pakar terorisme dan intelijen Ridlwan Habib mengonfirmasi bahwa tulisan di benda tersebut merujuk pada sejumlah pelaku teror terkenal.

“Nama-nama yang tertera seperti Brenton Tarrant dan Alexandre Bissonnette merupakan pelaku teror di Selandia Baru dan Kanada. Ada juga sosok teroris berideologi Nazi dari Italia,” jelasnya pada Sabtu (8/11/2025).

Menurut foto yang beredar di media sosial, tulisan “14 Words. For Agartha” dan “Brenton Tarrant. Welcome to Hell” tampak jelas di badan senjata tersebut.

Simbol For Agartha

Tulisan “For Agartha” dan “14 Words” bukan sekadar coretan acak, melainkan memiliki makna mendalam yang kerap dikaitkan dengan teori konspirasi dan ideologi ekstrem kanan.

Istilah “14 Words” adalah slogan yang digunakan kelompok supremasi kulit putih. Kalimat lengkapnya berbunyi: “We must secure the existence of our people and a future for white children.”

Slogan ini dibuat oleh David Lane, anggota kelompok ekstrem kanan The Order di Amerika Serikat pada era 1980-an.

Frasa makna arti Agartha sendiri berasal dari mitos kuno tentang kota bawah tanah yang dipercaya menjadi tempat peradaban tersembunyi di dalam bumi.

Dalam teori konspirasi, Agartha dianggap sebagai simbol “peradaban murni” yang sering dikaitkan oleh kelompok ekstremis sebagai lambang dunia ideal versi mereka.

Sineas Joko Anwar sempat mengangkat kisah Agartha dalam serial Nightmares and Daydreams, menggambarkannya sebagai dunia tersembunyi penuh misteri.

Sementara dalam literatur lama, seperti karya Louis Jacolliot berjudul Les fils de Dieu (1873), Agartha digambarkan sebagai peradaban yang ribuan tahun lebih tua dari Mohenjo Daro, salah satu kota tertua di dunia.

Namun hingga kini, tidak ada bukti arkeologis yang mendukung keberadaan Agartha.

Polisi Dalami Motif dan Dugaan Terkait Pelaku

Hingga saat ini, Polri masih menyelidiki motif di balik ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, termasuk dugaan bahwa pelaku memiliki keterkaitan dengan simbol ekstremis atau mengalami tekanan sosial seperti perundungan.

Wamenkopolhukam Lodewijk Freidrich Paulus meminta masyarakat untuk tidak terburu-buru menarik kesimpulan.

“Belum bisa disebut sebagai aksi teror. Aparat masih bekerja dan semua kemungkinan sedang dipelajari,” tegasnya.

Penemuan tulisan bertema ideologi ekstrem di lokasi ledakan membuat publik semakin penasaran terhadap makna arti Agartha dan hubungannya dengan simbol-simbol berbahaya yang digunakan para pelaku kekerasan di seluruh dunia.