Ini Penyebab Driver” Ojol Pilih Matikan Aplikasi dan Tawarkan Jasa “Offline” Saat Lalu Lintas Padat
HAIJAKARTA.ID – Beberapa driver ojek online (ojol) secara sengaja memutuskan untuk tidak mengaktifkan layanan online mereka dan lebih memilih untuk menawarkan layanan secara offline kepada penumpang saat lalu lintas sedang padat.
Suparman, seorang driver ojol di Kota Bogor, menjelaskan bahwa saat jumlah pesanan meningkat, dia memilih untuk mengangkut penumpang secara offline atau menawarkan jasa antar jemput secara langsung.
DInilai lebih efektif langkah ini diambil agar penumpang lebih cepat diantar ke tempat tujuan.
“Kalau lagi banyak, sengaja offline aplikasi. Kayak sekarang, saya lebih mangkal di terminal, nawarinnya secara langsung di sini,” ucap Suparman saat ditemui media Kompas.com pada hari Minggu (7/4/2024).
Menurut Suparman, ketika dia menerima penumpang melalui aplikasi, dia sering harus menunggu satu hingga dua jam untuk mendapatkan penumpang berikutnya.
Selain itu, ada tambahan waktu yang dibutuhkan untuk menjemput penumpang di titik lokasi penjemputan. Situasi ini sering kali memakan waktu yang cukup lama.
Menurutnya, inilah yang menyebabkan sulit bagi pengguna ojol untuk menemukan driver melalui aplikasi.
“Jadinya driver mandang lebih milih offline aplikasi. Dia cari penumpang secara offline berhadapan langsung dengan penumpang,” katanya.
Tidak hanya itu, Hendri, seorang driver ojol, juga mengungkap hal serupa. Dia menjelaskan bahwa pada jam-jam sibuk, para driver berhenti di lokasi-lokasi yang ramai dengan penumpang. Setibanya di lokasi tersebut, mereka menonaktifkan aplikasi dan secara langsung menawarkan jasa antar ke penumpang.
Hendri mengatakan bahwa mereka mematikan aplikasi dan langsung menawarkan jasa antar ke penumpang, karena itu lebih cepat. Selain itu, dia juga menyebut bahwa sulit bagi penumpang untuk mendapatkan ojol karena terkait dengan performa para driver.
Menurutnya, sistem menganggap driver belum siap bekerja jika mereka sering menolak orderan, sehingga sulit mendapatkan orderan berikutnya.
Hendri juga mengungkapkan bahwa selama bulan puasa, di mana lalu lintas cukup padat, banyak driver yang sering menolak atau membatalkan orderan, sehingga orderan jarang masuk ke handphone mereka.