Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA. ID – Berikut adalah profil biodata dari Abu Kuta Krueng, ulama yang penuh kasih sayang dan kharismatik asal Pidie Jaya, Aceh, yang baru saja meninggal dunia yang diduga sudah berusia 88 tahun.

Abu Kuta Krueng menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh pada Kamis, 13 Februari 2025, sekitar pukul 04.30 WIB setelah menjalani perawatan intensif.

Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, terutama di kalangan santri dan cendekiawan Muslim di Aceh yang selama ini sangat menghormati dan mengagumi dedikasi beliau dalam dunia pendidikan agama.

Sejak kabar duka ini tersebar, banyak orang yang mengenang sosok beliau sebagai cahaya penerang masyarakat, terutama dalam membimbing generasi muda untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik.

Dalam sebuah unggahan di Facebook, Tgk Mujlisal Abu Kuta Krueng menyampaikan, “Innalillahi wainna ilaihi raji’un. Telah berpulang kerahmatullah Abu Kuta Krueng pada malam Kamis pukul 04.30 dinihari, 13 Februari 2024 di RSUZA,” yang mengonfirmasi kepergian beliau.

Profil Abu Kuta Krueng dari Latar Belakang hingga Warisan

Latar Belakang dan Pendidikan

Abu Kuta Krueng, yang memiliki nama asli Tgk. H. Usman Ali, merupakan salah satu ulama besar Aceh yang dikenal dengan dedikasinya dalam dunia pendidikan dan dakwah Islam.

Beliau menempuh pendidikan awal di Dayah MUDI Mesra Samalanga, tempat yang menjadi pijakan awal bagi perjalanan spiritual dan intelektualnya.

Semasa belajar, Abu Kuta Krueng dikenal sebagai sosok yang memiliki kepribadian yang kuat dan kemampuan menyerap ilmu agama dengan cepat.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, beliau mendirikan Dayah Darul Munawwarah di Kuta Krueng pada tahun 1964, yang kemudian berkembang pesat menjadi salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka di Aceh.

Kepemimpinan dan Pengajaran

Sebagai pemimpin Dayah Darul Munawwarah, Abu Kuta Krueng mengarahkan ribuan santri dari berbagai penjuru Indonesia, bahkan dari luar negeri.

Selain mengajarkan ilmu agama, beliau juga dikenal sebagai seorang ulama yang memiliki kepribadian yang penuh kasih sayang.

Pendekatannya dalam mengajar sangat berbeda, lebih lembut dan tidak langsung memberi hukuman berat kepada santri yang melakukan kesalahan.

Hal ini menciptakan suasana belajar yang kondusif dan nyaman bagi para santri.

Selain mengelola dayah, Abu Kuta Krueng juga aktif dalam berbagai kegiatan dakwah. Beliau sering menjadi pengisi pengajian dan majelis ta’lim di Aceh.

Tak hanya itu, beliau juga pernah terlibat dalam politik, menjadi anggota Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan aktif dalam Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Pidie Jaya pada periode 2012-2017.

Pengaruh dan Warisan

Kepergian Abu Kuta Krueng pada 13 Februari 2025, meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat Aceh dan umat Islam di dunia.

Beliau dikenal sebagai ulama tasawuf yang berkarisma dan memiliki pengaruh besar dalam perkembangan pendidikan agama di Aceh.

Selama hidupnya, beliau tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga memberikan teladan dalam menjaga moral dan nilai-nilai keislaman di masyarakat.

Warisan pendidikan yang beliau tinggalkan melalui Dayah Darul Munawwarah akan terus hidup dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang dalam mengembangkan ilmu agama yang

berkualitas dan penuh kasih sayang. Abu Kuta Krueng akan selalu dikenang sebagai sosok yang mendalam pengaruhnya bagi dunia pendidikan dan dakwah di Aceh.